Rabu 08 Jul 2015 20:51 WIB

Setahun Setelah Perang, Kegetiran Masih Terasa di Gaza (2)

Red: Ani Nursalikah
Bendera di Jalur Gaza.
Foto: Reuters
Bendera di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, BAIT HANOUN -- Petani Israel di daerah perbatasan, Gadi Yarkoni, mengaku kehilangan dua teman akibat hujan mortar dari pihak Hamas. Di tempat tinggalnya, sekitar 500 anak masih harus menerima konseling pasca perang. Yarkoni saat ini mengepalai dewan lokal yang tengah berupaya meningkatkan ekonomi regional, termasuk di antaranya adalah pembangunan kapabilitas Gaza.

"Mari kita manfaatkan periode tenang ini dengan membangun Jalur Gaza dan Israel, kemudian kita akan melihat hal tersebut jauh lebih baik daripada pertumpahan darah," katanya.

Tetapi upaya kelompok sipil lintas wilayah sebagaimana diprakarsai Yarkoni tersebut sangat bergantung pada bertahannya kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dengan Israel. Sejak perang berakhir pada Agustus lalu, sejumlah kelompok militan non-Hamas terus menembakkan roket ke wilayah Israel.

Pada beberapa bulan belakangan, kelompok garis keras yang menyatakan diri berbaiat dengan ISIS muncul di Gaza. Tidak hanya itu, mereka juga bahkan menyerang Hamas, sesama Palestina.

Hamas sendiri saat ini dikabarkan tengah berunding dengan Israel secara tertutup untuk mencapai gencatan senjata jangka panjang. Meski kedua pihak tidak membenarkan kabar mengenai kontak itu, perundingan yang kurang lebih sama pernah terjadi pada masa lalu.

Meskipun Hamas benar-benar mencapai kesepakatan dengan Israel, perdamaian antara negara Yahudi dan Palestina masih jauh dari angan mengingat konflik internal yang terus terjadi.

Presiden Palestina hingga kini masih bermusuhan dengan Hamas meski keduanya sudah membentuk pemerintahan bersama. Keduanya masih belum percaya satu sama lain.

Di sisi lain, sejumlah pejabat Israel juga menjanjikan perang lanjutan dengan menyatakan gencatan senjata hanya akan berlangsung selama satu tahun. Perang memang telah berakhir, tetapi konflik lanjutan nampaknya tidak terhindarkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement