Sabtu 11 Jul 2015 11:44 WIB

PBB Puji Gencatan Senjata di Yaman

Red: Dwi Murdaningsih
Militan Houthi di Yaman.
Foto: AP
Militan Houthi di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Keamanan PBB Jumat (10/7) menyambut baik pengumuman mengenai jeda kemanusiaan dalam perang di Yaman. Gencatan senjata ini dimulai satu menit sebelum tengah malam pada Jumat.

"Semua pihak akan perlu menghentikan semua operasi militer selama jeda tersebut dan tak ada pihak yang boleh memanfaatkan jeda itu untuk memindahkan senjata atau merebut wilayah," ujar pejabat DK PBB yang dibacakan oleh Duta Besar Selandia Baru untuk PBB Gerard Jacobus van Bohemes.

Anggota Dewan menyambut baik surat Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi pada 8 Juli, yang menyampaikan dukungannya buat jeda kemanusiaan dan pengumuman Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada 9 Juli mengenai komitmen dari Al-Houthi, Kongres Rakyat Umum dan pihak lain untuk mendukung jeda kemanusiaan.

Jeda kemanusiaan dalam perang tersebut direncanakan dimulai di Yaman pada satu menit sebelum tengah malam waktu setempat pada Jumat dan akan berlangsung sampai akhir bulan suci Ramadhan, pada 17 Juli. "Sehubungan dengan ini, anggota Dewan Keamanan bergabung dengan sekretaris jenderal dalam mendukung pelaksanaan jeda kemanusiaan tanpa syarat oleh semua pihak mulai Jumat," kata Dewan Keamanan.

Dewan Keamanan PBB juga mendesak semua pihak agar memfasilitasi pengiriman mendesak bantuan kemanusiaan untuk semua pihak di Yaman. Anggota Dewan menyeru semua pihak agar mematuhi hukum kemanusiaan internasional dan bekerjasama dengan PBB dan organisasi bantuan kemanusiaan guna memberi bantuan kepada mereka yang memerlukannya di seluruh negeri tersebut.

Jeda yang direncanakan dalam perang di Yaman, yang dimulai pada Jumat larut malam, memungkinkan lebih dari 1,1 juta orang untuk menerima bantuan pangan. Lembaga PBB serta mitra kemanusiaannya siap mengirim bantuan. Lebih dari 3.000 orang telah tewas sejak koalisi pimpinan Arab Saudi memulai serangan udara pada Maret untuk mengusir gerilyawan Al-Houthi dan memulihkan Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement