Selasa 14 Jul 2015 07:35 WIB

GDC Bidik Kelas Menengah Depok

Rep: Hiru Muhammad/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengalihan arus lalu lintas akibat proyek pengerjaan terowongan Tol Cijago di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Rabu (25/2).  (foto : MgROL_34)
Pengalihan arus lalu lintas akibat proyek pengerjaan terowongan Tol Cijago di Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Rabu (25/2). (foto : MgROL_34)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Minat kalangan kelas menengah di kawasan Depok  Jawa Barat telah membuat sejumlah pengembang melebarkan sayap bisnisnya di kawasan ini. GM Marketing & Promotion SMR Group yang menangani proyek perumahan Grand Depok City (GDC) Tony Hartono mengatakan masih banyak lahan yang belum digarap di depok. Besarnya minat konsumen memilih Depok sebagai tempat tinggal karena fasilitas infrastuktur yang mulai lengkap sebagai kota penyangga Jakarta.

Termasuk jalur tol Cijago yang menghubungkan Depok sejumlah sejumlah kota di sekitarnya seperti Bekasi dan Tangerang. Apalagi lahan yang tersedia bagi perumahan masih cukup luas sehingga pengembang yang umumnya kelas menengah masih leluasan menawarkan aneka tipe perumahan di kawasan ini. 

"Untuk jenuh masih jauh karena banyak lahan yang belum tergarap," kata Tony.

Dari sejumlah pengembang kelas menengah di kawasan  ini, GDC memiliki lahan paling luas hingga 350 hektar.  SMR Group berambisi untuk menjadikan kawasan yang dimilikinya menjadi sebuah kota mandiri bagi para penghuninya. Adanya sejumlah lembaga pendidikan bergengsi hingga  perguruan tinggi, hotel, apartemen menjadi daya tarik bagi pengembangan kota Depok sebagai kawasan bisnis dan hunian.

Karena itu selain hunian kelas menengah tipe 36, pihaknya juga telah mencoba menawarkan hunian yang lebih bergengsi seharga mulai dari Rp 1 miliar lebih. Hunian yang diberi nama Puri Insani dan Viscany Residence itu merupakan bangunan berlantai dua dengan luas tanah mencapai 120 meterpersegi tiap unitnya. "Untuk Viscany sudah terjual 60 persen," kata Tony.

Menurutnya nilai investasi rumah di kawasan ini terus meningkat rata rata mencapai 2 persen perbulan. Meski diakuinya kondisi perekonomian saat ini masih kurang menguntungkan bagi bisnis properti, namun Tony yakin kuartal kedua bisnis akan membaik. Apalagi harga rumah tidak pernah mengalami penurunan sehingga tidak sedikit masyarakat yang membeli rumah di kawasan ini sebagai investasi mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement