Jumat 17 Jul 2015 06:30 WIB

Warga Palembang Minati Bungkus Ketupat Daun Pandan

Red: Satya Festiani
Ilustrasi Ketupat Lebaran
Foto: Republika/musiron
Ilustrasi Ketupat Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Warga Kota Palembang, Sumatera Selatan, satu hari menjelang Idulfitri 1436 Hijriah/2015 memborong bungkus ketupat yang terbuat dari daun pandan dan dijual di pasar tradisional setempat.

Pada sejumlah pasar tradisional di Palembang, Kamis (16/7), tampak warga mengerumuni kios pedagang yang menggelar dagangan bungkus ketupat, dan berebutan membeli bungkus ketupat yang terbuat dari daun pandan.

Rasyid salah seorang pedagang mengatakan, bungkus ketupat yang banyak dijual terbuat dari daun kelapa, namun beberapa tahun terakhir dibuat dari daun pandan ternyata sangat diminati warga kota ini.

Bungkus ketupat dari daun pandan ini ketika dimasak mengeluarkan aroma wangi yang tidak didapatkan dari bungkus yang dibuat dari daun kelapa, katanya lagi.

Bungkus ketupat dari daun pandan dijual dengan harga sedikit lebih mahal dari daun kelapa, namun pembelinya tetap saja banyak.

Sejak dua hari terakhir hingga kini telah terjual 600 bungkus ketupat daun pandan, sedangkan bungkus ketupat dari daun kelapa hanya 250 buah yang terjual.

Bungkus ketupat yang terbuat dari daun kelapa dijual Rp 7.500 per ikat isi 10 buah, sedangkan yang terbuat dari daun pandan dijual Rp 10.000 per ikat isi 10 buah, kata pedagang di pasar tradisional Sekip Ujung itu lagi.

Salah seorang pembeli Marlina mengatakan, sangat terbantu dengan marak pedagang bungkus ketupat menjelang lebaran ini, karena tidak perlu repot membuat bungkus makanan ciri khas untuk dikonsumsi pada Idulfitri itu

"Ketupat merupakan ciri khas makanan untuk berlebaran bagi masyarakat Bumi Sriwijaya ini, tanpa adanya makanan khas ini serasa tidak berlebaran," ujar dia lagi.

Menurutnya, kehadiran pedagang bungkus ketupat terutama yang kreatif seperti di Pasar Sekip Ujung ini yang membuatnya tidak hanya dari daun kelapa, perlu didukung dan diapresiasi dengan memberi nilai tinggi terhadap barang dagangannya.

Jika tidak diberi penghargaan dengan harga yang pantas atas hasil kreativitasnya, pedagang bungkus ketupat ke depan tidak akan mau lagi berjualan dan masyarakat harus membuat bungkus ketupat sendiri setiap menjelang lebaran, kata dia pula.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement