Ahad 23 Aug 2015 20:42 WIB

Aktivis Save Hutan Malabar Buat Petisi

Rep: Lintar Satria/ Red: Maman Sudiaman
Suasana hutan kota (ilustrasi)  (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Suasana hutan kota (ilustrasi) (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG –- Sejumlah aktivis lingkungan terus menggalang rencana penolakan  terkait renovasi hutan Kota Malabar. Padahal Wali Kota Malang, Mochammad Anton sudah memastikan tidak menebang pohon, dan meminimalisasi pengerasan di sana.

Salah satu bentuk aksi mereka adalah membuat petisi online melalui situs http://petisi.org.

“Kami membuat petisi ini karena rencana di Hutan Malabar justru mengancam ekosistem dan habitat yang ada,” kata Aji Prasetyo koordinator gerakan Save Hutan Kota Malabar, Sabtu (22/8) malam.

Petisi yang berjudul 'Jangan Rusak Hutan Terakhir Kami' dan ditujukan bagi Wali Kota Malang telah didukung 2.651 netizen. Aji menjelaskan, arsitektur yang akan diterapkan di Hutan Malabar justru membuat fungsi hutan turun menjadi taman kota.

Ia menyatakan hal tersebut terlihat dari adanya fasilitas penerangan, taman, dan amphitheatre yang ada. Seluruh fasilitas ini, menurutnya, baik tetapi membuat ekosistem dan habitat di hutan tersebut terganggu.

“Apakah pohon tidak akan dijahili oleh para pengunjung nantinya, apakah burung tetap di sana jika ada penerangan pada malam hari,” tambahnya.

Aji mengatakan hal seperti iti luput dari pengamatan pemerintah yang selama ini berkutat pada peresapan air, dan penambahan tanaman di sana. Menciptakan situasi yang sehat juga menjadi kewajiban dalam arsitektur mereka. Walau demikian, Aji memastikan bahwa gerakannya saat ini tidak untuk menolak rencana revitalisasi Hutan Malabar. Ia justru berharap agar rencana itu diperbaiki.

“Alangkah baiknya jika Amphitheater, taman bermain dipindah ke lokasi lain. Bukan di Hutan Malabar,” tegasnya.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Malang, Erik S Santoso memastikan bahwa revitalisasi hutan akan memaksimalkan hutan.

“Tidak ada penebangan pohon, perkerasan pun sangat minim, dan tidak ada pedestrian di hutan kota,” katanya.

Ia menambahkan banyak hal positive yang didapat dari revitalisasi tersebut, seperti penambahan fauna, dan memaksimalkan fungsi peresapan hutan. Kata Erik, Fauna yang ditambah dalam hutan kota, seperti tupai, burung, serta unggas.

“Danau kecil yang berfungsi sebagai resapan air akan direvitalisasi supaya maksimal,” tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement