Selasa 25 Aug 2015 09:04 WIB

Menag Fasilitasi Tenaga Terampil Pesantren Untuk Industri

Rep: c16/ Red: Agung Sasongko
Santri
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Santri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memfasilitasi ketersediaan tenaga terampil dari kalangan pesantren dan lembaga pendidikan Islam di bawah naungan Kemenag untuk memenuhi kebutuhan indutsri.

Menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, kesepakatan ini sesungguhnya merupakan bagian dari proses perwujudan yang terdapat dalam nawacita.  "Setidaknya ada 3 poin dalam nawacita sekaligus yang ingin dilaksanakan," ujar Lukman usai acara penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara kedua kedua kementerian di Pondok Pesantren Qomarudin, Gresik, Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Nawacita yang ingin dicapai ini khususnya terkait dengan poin keempat yaitu upaya peningkatan kualitas hidup melalui pendidikan. Melalui kesepakan ini, Lukman mengharapkan lulusan pesantren dapat berkontribusi langsung didunia industri dengan potensi kerja yang dimiliki dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Selain itu, kesepakatan ini juga hendak mencapai poin ke 7 yaitu bagaimana peningkatan produktifitas dan daya saing terus dikembangkan khususnya di pasar internasional.

Serta, pencapaian poin ke 8 yang berkaitan dengan revolusi mental. Menurut Lukman, dengan adanya keselarasan antara pendidikan keagamaan Islam dengan dunia industri maka dapat pula terjadi peningkatan kualitas dan produktifitas di dunia internasional.

"Jadi harapannya adalah terjadi revolusi mental terkait dengan kebutuhan dunia industri, harapannya terjadi revolusi mental dengan masyarakat secara umum," papar Lukman.

Saat ini, menurut data Kemenag terdapat 13 juta anak didik dari kalangan pesantren dan lembaga pendidikan di bawah naungannya yang pitensial menjadi tenaga produktif pada periode bonus demografi. Di sisi lain, BKPM memproyeksikan kebutuhan sekitar 14 juta tenaga kerja untuk dunia industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement