Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

Friday, 10 Syawwal 1445 / 19 April 2024

'Yang Permasalahkan SARA adalah Orang Primitif'

Kamis 27 Aug 2015 16:05 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Dwi Murdaningsih

Ketua MPR Zulkifli Hasan memimpin rapat gabungan pimpinan Fraksi-Fraksi MPR dengan pimpinan kelompok DPD di Ruang GBHN, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8). (Antara/Akbar Nugraha Gumay)

Ketua MPR Zulkifli Hasan memimpin rapat gabungan pimpinan Fraksi-Fraksi MPR dengan pimpinan kelompok DPD di Ruang GBHN, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8). (Antara/Akbar Nugraha Gumay)

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Ketua MPR Zulkifli Hasan mengingatkan, tantangan bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana menghasilkan sumber daya manusia yang memilki ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dengan bangsa lain. Menurutnya, bukan saatnya lagi Indonesia hanya beragantung pada kekayaan sumber daya alam, yang suatu saat bisa habis.

Selain itu, tantangan bangsa Indonesia bukanlah masalah suku, agama, ras, dan antar golongan. Setelah 18 Agustus 1945, Indonesia sepakat sudah tidak lagi mempersoalkan suku, golongan, agama. Semua memilki hak dan kewajiban yang sama di republik ini.

Bila masih ada yang mempersoalkan SARA, lanjut Zulkifli, maka negeri ini mengalami kemunduran, bahkan jauh mundur dari tanggal 18 Agustus 1945. Menurut dia, yang mempermasalahkan (SARA) adalah orang primitif, meski sekarang  sudah maju. Karena itu, ia mengatakan tantangan yang dihadapi sekarang adalah bagaimana menciptakan manusia Indonesia yang unggul, memilki ilmu pengetahuan dan tekniologi dan tidak kalah dari bangsa lain.

"Sekarang kita tidak bisa mengandalkan sumber daya alam. Lupakanlah kekayaan sumber daya alam kita. Kita harus bangun sumber daya manusia yang memilki ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bisa bersaing dengan bangsa lain," kata Zulkifli, saat membuka rapat Koordinasi Nasional XIII dan Seminar Nasional Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesiaa, yang bertema "Galang Persaudaraan untuk Indonesia Bersatu dan Berdaulat", di Bandar Lampung, Kamis (27/8).

Zulkifli mengungkapkan, eksploitasi sumber daya alam Indonesia selama ini telah menimbulkan dampak lingkungan yang negatif. Ia mencontohkan, pada tahun 1980-an dilakukan eksploitasi kayu besar-besaran yang akhirnya menimbulkan banjir. Sekarang, ekploitasi tambang batu bara, emas, dan lainnya, telah menghasilkan ceruk-ceruk di permukaan bumi.

"Satu-satunya cara adalah membangun sumber daya manusia. Dengan sumber daya yang memiliki daya saing, Indonesia menjadi bangsa yang maju," ujarnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler