Jumat 02 Oct 2015 14:18 WIB

GKR Mangkubumi Harap Anak Muda Kembangkan Batik Klasik Yogya

Rep: Neni Ridareni/ Red: Indira Rezkisari
Koleksi Batik Museum Batik Yogyakarta
Foto: Museum Batik Yogyakarta
Koleksi Batik Museum Batik Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Masyarakat DIY harus terus mengembangkan dan melestarikan batik motif lokal. Karena warisan batik dari leluhur tersebut dinilai sebagai karya yang luar biasa.

‘’Kita mempunyai tugas mengembangkan, melestarikan, menjaga can cinta batik, supaya batik  jangan sampai dimiliki negara lain,’’ kata GKR Mangkubumi,  usai acara Pembukaan Pameran Batik dalam rangkaian acara Festival DIY Sebagai Kota Batik Dunia,’’ di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Jumat (2/10).

Diharapkan anak muda terus mengembangkan batik dengan dasar motif lokal (motif klasik) yang jumlahnya sangat banyak seperti Truntum, Wahyu temurun, Sidoasih dan lain-lain. Dia mengungkapkan Oktober 2014 DIY sudah sudah menerima penghargaan World Batik Craft  dari  World Craft Council (WCC).

‘’Pengakuan  dari WCC tersebut tentunya  berkat kerja keras dari warga DIY yang memperjuangkan DIY sebagai kota batik dunia,’’tutur Mangkubumi yang waktu Oktober 2014 hadir di Dongyang untuk  menerima penghargaan tersebut.  

Dia juga berharap masyarakat DIY tidak hanya mengenakan batik, melainkan juga megerti arti dan makna masing-masing motif. Sehingga dalam mengenakan kain batik disesuaikan peruntukannya. Dia memberi contoh: Kalau mengenakan motif wahyu temurun untuk malam Midodareni dan jangan untuk seragam panitia.

Putri Sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X ini juga mempunyai keinginan untuk membuat buku gambar mewarnai dengan motif-motif dasar yang dimiliki DIY. ‘’Saya sudah melihat satu buku mewarnai batik di airport untuk orang dewasa. Katanya sebagai pelepas stress. Ke depan rencananya saya mau membuat buku mewarnai dengan motif dasar DIY,’’ kata dia.

Ekspor batik

Sementara itu Plh. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM DIY K. Baskara Aji mengatakan meskipun rupiah melemah, tetapi ekspor batik dari DIY meningkat dibandingkan tahun lalu. Ekspor baju  batik dari DIY dari Januari-Agustus 2015 mencapai sekitar 12 ribu dolar AS, sedangkan ekspor baju batik dari DIY pada bulan yang sama hanya sekitar 6 ribu dolar AS.

‘’Hal ini menunjukkan bahwa batik DIY semakin diminati dunia. Mungkin karena pengaruh penghargaan yang diberikan kepada DIY sebagai kota batik dunia. Meskipun gaungnya di Indonesia belum banyak diketahui. Ekspor terbayak masih ke negara Eropa dan kalau di Asia ke Jepang,’’ ungkap dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement