Ahad 04 Oct 2015 09:14 WIB

Sidang Majelis Umum PBB Berakhir

Red: Ani Nursalikah
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin (28/9).
Foto: AP
Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita berbicara dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pertemuan ke-70 Sidang Majelis Umum PBB mengakhiri Debat Umum tingkat tinggi tahunannnya pada Sabtu (3/10).

Sidang menuntaskan pembahasan mengenai sangat banyak masalah, termasuk perubahan iklim, perdamaian dan pembangunan.

Selama lebih dari satu pekan, lebih dari 120 kepala negara dan pemerintah berpidato di Sidang Majelis Umum. Mereka menyerukan tindakan terpadu memerangi masalah yang paling mendesak yang dihadapi masyarakat internasional.

Cina telah berjanji akan memberi sumbangan memperkuat pemeliharaan perdamaian PBB dengan membentuk pasukan polisi permanen pemelihara perdamaian dan membuat pasukan cadangan pemelihara perdamaian, yang terdiri atas 8.000 personel.

Krisis Suriah, fanatisme dan terorisme, krisis imigrasi dan pengungsi telah menjadi sorotan dalam beberapa pertemuan tingkat tinggi di sisi Debat Umum. Para pemimpin dunia menyampaikan komitmen mengkoordinasikan upaya melakukan tindakan.

Sidang tersebut adalah organ utama penyampaian pendapat di badan dunia itu. Sidang yang terdiri atas semua 193 anggota, menyediakan forum yang unik bagi pembahasan banyak pihak dalam spektrum penuh semua masalah internasional.

Sidang Majelis Umum PBB mengadakan pembahasan rutin secara intensif dari September sampai Desember setiap tahun. Pada awal masing-masing sidang reguler, seringkali diisi dengan pidato kepala negara dan pemerintah untuk menyampaikan pandangan mereka mengenai masalah internasional yang paling mendesak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement