Rabu 28 Oct 2015 15:14 WIB

'Cina tak Takut Bertempur dengan AS'

Red: Teguh Firmansyah
Cina menggelar latihan militer selama enam hari di Laut Cina Selatan beberapa waktu lalu.
Foto: Antara
Cina menggelar latihan militer selama enam hari di Laut Cina Selatan beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Surat kabar Cina yang memiliki hubungan dengan Partai Komunis menegaskan, Rabu (28/10), Cina tidak takut bertempur dengan Amerika Serikat.  Sikap itu keluar menyusul aksi provokatif kapal militer AS yang mendekati kepulauan sengketa di Laut Cina Selatan.

Kepulauan itu telah diklaim oleh Cina, kendati mendapat penentangan dari negara negara lain seperti Filipina dan Vietnam.  "Di hadapan pelecehan yang dilakukan AS, Beijing harus menghadapi Washington secara bijaksana dan menyiapkan hal terburuk," tulis surat kabar Global Times.

"Ini dapat meyakinkan Gedung Putih, bahwa Cina, meski enggan, tidak takut berperang dengan AS di kawasan, dan ini penting untuk menjaga kepentingan dan kehormatan nasional."

Global menuding aksi AS di Laut Cina Selatan merupakan bentuk provokasi. Hal senada juga disampaikan the Peoples's Liberation Army Daily, yang merupakan surat kabar militer Cina. Dalam halaman depannya mereka menulis, AS telah memicu kericuhan di sejumlah negara seperti Afghanistan dan Irak.     

Sebelumnya Kapal Angkatan Laut AS berlayar ke dekat pulau buatan hasil reklamasi Cina di Kepulauan Spratly, Laut Cina Selatan, Selasa (27/10).  Pejabat pertahanan AS mengonfirmasi kapal USS Lassen berlayar ke 12 mil zona perairan Cina di wilayah terumbu karang Mischief dan Subi di kepulauan sengketa Spratly.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Komandan Bill Urban mengatakan, AS hanya melakukan operasi rutin di Laut Cina Selatan. Operasi tersebut, sah di bawah hukum internasional. Juru bicara kementerian luar negeri Cina, Lu Kang mengatakan operasi AS tersebut mengancam kedaulatan Cina. "Beijing akan merespon aksi provokatif yang disengaja tersebut," katanya, dikutip BBC.

Kepulauan Spratly adalah wilayah sengketa antara Cina dengan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk sekutu AS Filipina. Pada 2013, Cina memulai reklamasi terumbu karang untuk dibuat pulau buatan. Washington percaya bahwa Beijing sedang membangun fasilitas militer di sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement