Selasa 10 Nov 2015 09:18 WIB

BUMN Benih Sekarat, Petani Padi Andalkan Penangkar

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nidia Zuraya
Dua petani mengumpulkan gabah sisa panen padi atau ngasak di lahan persawahan.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Dua petani mengumpulkan gabah sisa panen padi atau ngasak di lahan persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melaksanakan penanaman padi sepanjang 2015, petani nasional mengandalkan penangkar benih. Harapan memeroleh benih bersubsidi kecil karena kondisi BUMN penyalur benih yang sedang di situasi kolaps. BUMN yang dimaksud yakni PT Pertani dan PT Sang Hyang Seri (SHS).

Di situasi tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai penanggung jawab pelaksana kegiatan tanam padi petani melakukan sejumlah antisipasi. Di antaranya menaksimalkan progran desa mandiri benih, membantu penangkar benih secara langsung tanpa perantara BUMN.

"Program ini bisa mengcover 2,6 juta hektare lahan, benihnya dari penangkar lokal," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring usai Rapat Koordinasi Nasional bertajuk Modernisasi Pertanian di Hotel Bidakara, Senin (9/11).

Ini juga merupakan bagian dari program Gerakan Penerapan-Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT). Saat ini telah terbangun seribu desa mandiri benih yang pada 2016 akan melalu tahap pemantapan. Di sisi lain pemerintah juga tengah menyiapkan seribu desa organik.

Ditanya mekanisme koordinasinya, Hasil menerangkan caranya yakni dengan penunjukan langsung ke penangkar benih. Ia mencontohkan yang terjadi di Jawa Timur. Terdapat perkumpulan penangkar benih yang telah merealisasikan produknya di atas lahan 2 juta hektare.

"Ketuanya kebetulan mantan kepala dinas pertanian, jadi dia sudah mengerti lapangan, koordinasi lancar," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement