Rabu 25 Nov 2015 21:27 WIB

Pesawatnya Ditembak Turki, Rusia Sebut NATO Berbahaya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Citra Listya Rini
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin Yurievich
Foto: Republika/Prayogi
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin Yurievich

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Rusia menyebut aliansi pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai aliansi yang berbahaya. Ini menyusul Turki sebagai salah satu anggota NATO yang menembak jatuh pesawat Rusia.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan, NATO yang didirikan sejak Perang Dingin masih membawa mental era tersebut ke dimensi sekarang ini. Termasuk melindungi anggotanya dari ancaman keamanan.

Pihaknya menyayangkan NATO yang masih menjamin keamanan untuk negara untuk negara yang merupakan anggotanya dan mengabaikan negara yang bukan anggota NATO. Pihaknya mengaku pernah mengajukan jaminan perlindungan keamanan untuk seluruh negara di Eropa, baik anggota maupun tidak.

‘’Namun, NATO menolak proposal ini dan tidak menjamin keamanan untuk negara bukan anggota,’’ kata Galuzin di kediaman dinasnya di Jakarta, Rabu (25/11).

NATO yang beranggotakan 28 negara akan menggelar rapat mendadak jika keamanan salah satu negara anggotanya terancam. Atas permintaan Turki, NATO akan menggelar rapat luar biasa pada Selasa (24/11). Tujuannya agar Turki menginformasikan kepada sekutu soal penembakan pesawat tempur Rusia.

Galuzin menilai NATO masih melihat musuh asing untuk membenarkan tindakannya. "Jadi, saya tidak terkejut kalau besok ada tragedi besar yang menjustifikasi tindakan NATO,’’ katanya.

Akibat insiden ini, pihaknya mengaku akan memperkuat pesawat Rusia di Suriah. Selain itu, Rusia mengusulkan mengirimkan rudal di dekat pesisir Suriah. Pihaknya juga mengingatkan kalau militernya akan menembak pesawat asing yang melewati perbatasan Suriah. "Ini bukan deklarasi perang, tetapi friendly warning,’’ ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement