Wednesday, 8 Syawwal 1445 / 17 April 2024

Wednesday, 8 Syawwal 1445 / 17 April 2024

MPR: Penanaman Ideologi Negara Harus Kreatif

Jumat 27 Nov 2015 19:09 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri

kemah jambore sosialisasi empat pilar, di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Sumedang, Jumat (27/11).

kemah jambore sosialisasi empat pilar, di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Sumedang, Jumat (27/11).

Foto: Dok: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota MPR Fraksi PKS Hermanto mengatakan, penanaman ideologi negara dan konstitusi mesti dilakukan dengan cara-cara yang kreatif.

Hal tersebut diperlukan supaya setiap warga negara mudah menerima dan memahami ideologi dan konstitusi negara tanpa paksaan. 

Biasanya, kata dia, kalangan yang mudah menerima dan menyerap nilai-nilai ideologi adalah mahasiswa. Karena mahasiswa cenderung berpikir ideologis dan serius.

''Kita harus berpikir agara bagaimana ideologi dan institusi negara bisa dipahami dengan senang hati. Pada masa lalu internalisasi ideologi bersifat doktrin atau dengan paksaan,'' kata Hermanto, saat membuka acara kemah jambore sosialisasi empat pilar, di Bumi Perkemahan Kiarapayung, Sumedang, Jumat (27/11).

Tapi setelah reformasi, anggota Komisi IV DPR ini menuturkan, Indonesia punya banyak pilihan untuk memilih jalan dalam menanamkan ideologi dan konstitusi, apalagi dengan sistem demokrasi yang dianut Indonesia.  Maka pada akhirnya warga bangsa ingin menunjukan eksistensi diri. 

''Sehingga pemahaman dalam ideologi tidak bisa dipaksakan. Sekarang MPR ditugaskan untuk mensosialisasikan itu kepada seluruh lapisan masyarakat dengan berbagai metode,'' ujar dia. 

Oleh karena itulah, MPR akan menampung aspirasi masyarakat metode macam apa yang bisa diterima. Sebab, sebagai warga harus paham dengan ideologi dan konstitusi.

Kalau tidak, warga bangsa akan kehilangan orientasi dalam kehidupan bangsa dan negara. Akibatnya, masyarakat bisa disusupi berbagai macam paham atau ideologi dalam setiap sendi kehidupan.

Menurutnya, pramuka juga lebih banyak melakukan pengembangan diri yang bersifat inovatif. Ia menyaksikan ada aura kepemimpinan di wajah-wajah para peserta jambore di masa yang akan datang.

''Mudah-mudahan 250 penegak ada yang menjadi pejabat negara,'' ujar dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler