Ahad 29 Nov 2015 07:08 WIB

Kemendag akan Bangun Industri Berbasis Potensi Lokal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Menteri Perdagangan Thomas Lembong berbicara saat peluncuran ASEAN Economic Community (AEC) Center di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (28/9).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Perdagangan Thomas Lembong berbicara saat peluncuran ASEAN Economic Community (AEC) Center di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, ATAMBUA -- Menteri Perdagangan Thomas Lembong blusukan ke wilayah Nusa Tenggara Timur untuk mengidentifikasi pengembangan potensi lokal. Thomas berencana untuk membangun industri yang berbasis potensi lokal.

Thomas sempat melihat peternakan sapi di Silawan, Belu dan Pelabuhan Atapupu. Ia mengatakan  ingin melihat dari dekat industri ringan apa saja yang bisa dibangun di wilayah NTT guna menunjang kemakmuran masyarakat.

"Kita harus meningkatkan kegiatan ekonomi, dan sepertinya industri berbasis peternakan perlu dibangun di sini (NTT)," ujar Thomas dalam keterangan tertulisnya, Ahad (29/11).

Menurut Thomas, peternakan sapi memiliki basis budaya karena masyarakat beternak sapi dan menggunakannya untuk kepentingan adat. Selain itu, kebutuhan daging sapi secara nasional juga terus meningkat. Untuk itu, industri peternakan sapi menjadi alternatif utama agar dibangun di Belu, Atambua, dan Kupang, NTT.

"Dalam jangka panjang, industri peternakan sapi ini akan bisa mengurangi impor ternak sapi dan daging sapi," kata Thomas.

Industri lain yang juga perlu dikembangkan di NTT adalah pertanian jagung. Menurut Thomas, selama ini Indonesia masih impor jagung dengan nilai cukup besar. Dengan adanya industri pengembangan jagung, maka diharapkan impornya dapat dikurangi.

Thomas menjelaskan, untuk memudahkan transportasi logistik,  lalu lintas perdagangan nantinya dapat mengembangkan tol laut yang sekarang menjadi program prioritas pemerintah. Dia mengaku sudah meluncurkan tiga rute tol laut yang terjadwal bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan.   

"Melalui tol laut diharapkan dapat memberikan kepastian angkutan, dan dalam waktu tak terlalu lama, tol laut ini akan melewati pelabuhan-pelabuhan di NTT," kata Thomas.

Terkait dengan perbatasan, Thomas berharap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) bisa diperbanyak. Dia mencontohkan, perbandingan jumlah KEK antara Indonesia dan Filipina cukup besar. Saat ini, Indonesia baru memiliki enam KEK sedangkan Filipina sudah punya 300 KEK. Menurut Thomas, KEK dianggap memberikan solusi bagi pengembangan dan peningkatan industri sehingga mampu meningkatkan ekspor nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement