Kamis 03 Dec 2015 18:37 WIB

Pemimpin Agama Jangan Lahirkan Ajaran Baru

Rep: c16/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah tokoh agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Sejumlah tokoh agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Widyasabha Walubi, Suhadi, mengatakan pemimpin agama berperan dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama. Menurut Suhadi, konflik yang terjadi merupakan akibat dari penyalahgunaan dan penyimpangan ajaran-ajaran agama oleh para pemeluknya.

Karena itu, dia mengatakan adalah tanggungjawab pemimpin agama bagaimana mencerdaskan umatnya. "Karena orang yang menyalahgunakan agama adalah orang yang tidak memahami ajaran agama sebenarnya," ujar Suhadi saat ditemui dalam acara Seminar Peran Pemimpin Agama Dalam Merawat Perdamaian di Jakarta, Kamis (3/12).

Suhadi mengingatkan agar pemimpin agama tidak melahirkan ajaran-ajaran baru melainkan hanya menyampaikan ajaran-ajaran dari junjungannya. Seperti ajaran nabi Muhammad bagi umat Muslim dan ajaran Buddha Sakyamuni bagi umat Buddha.  

(Baca Juga: Pemimpin Agama Harus Bertransformasi).

Menurut Suhadi, para pemimpin agama justru harus membina umatnya yang melakukan penyimpangan agama agar kembali ke ajaran yang benar. Karena pada hakekatnya manusia memiliki kesadaran dan kesesatan.   

Suhadi mengimbau agar tokoh agama cukup berkonsentrasi penuh memperbaiki dan meningkatkan kualitas umatnya tanpa perlu terprovokasi oleh isu-isu ancaman dari agama lainnya.

Apabila kualitas keimanan internal komunitas agama sudah baik, dia yakin hubungan antar komunitas agama pun akan membaik. Secara otomatis, konflik antar pemeluk agama pun dapat terhindar dengan sendirinya. 

Lebih jauh, Suhadi menegaskan bahwa kekerasan yang menagatasnamakan agama harus segera dihentikan. Kekerasan tidak selayaknya dikaitkan dengan identitas agama pelaku kejahatan. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement