Ahad 13 Dec 2015 18:44 WIB

ICMI tidak Boleh Dipolitisasi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Didi Purwadi
Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sugiharto memberikan sambutannya saat pembukaan Muktamar VI dan Milad ke-25 ICMI di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (12/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sugiharto memberikan sambutannya saat pembukaan Muktamar VI dan Milad ke-25 ICMI di Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (12/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Mantan Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Sugiharto, menegaskan organisasi cendikiawan yang sudah berdiri selama 25 tahun tersebut tidak  boleh ada yang mempolitisasi. Lebih lanjut, ICMI merupakan ikatan cendikiawan yang di dalamnya terdapat kejujuran ilmiah, akhlak mulia dan kepedulian.

“Maka sekarang dan digarisbawahi, kita tidak akan mempolitisasi ICMI.  ICMI adalah ikatan dari cendikiawan yang di sana ada kejujuran ilmiah, ada akhlak mulia dan kepedulian di sana,'' ujarnya kepada Republika.co.id disela-sela muktamar keenam dan milad ke 25 di Hotel Lombok Raya, Mataram, Ahad (13/12).

Ia menuturkan, kepemimpinan ICMI yang kini dipegang oleh Jimly Asshiddiqie menggunakan sistem ketua dan wakil ketua. Selama ini, sistem presidium yang telah berjalan beberapa lama terbukti tidak efektif. Apalagi, kepemimpinan ketua presidium dilakukan bergilir.

Menurutnya, masa periode kepemimpinan ketua ICMI lebih lama dari setahun sekali menjadi lima tahun. “Oleh karena itu, barangkali yang terbaik adalah sistem ketua umum dengan periode lima tahun,” ungkapnya.

Dirinya mengungkapkan proses pemilihan ketua umum ICMI yang telah berlangsung dilakukan dengan lancar tanpa terjadi keributan. Sikap tersebut menunjukan kedewasaan para anggota ICMI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement