Rabu 23 Dec 2015 01:45 WIB

Parlemen Desak Pemerintah Yunani Akui Negara Palestina

Red: Bilal Ramadhan
Bendera Palestina berkibar untuk pertama kalinya di Markas PBB, New York, Rabu (30/9).  (AP Photo/Seth Wenig)
Bendera Palestina berkibar untuk pertama kalinya di Markas PBB, New York, Rabu (30/9). (AP Photo/Seth Wenig)

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Parlemen Yunani pada Selasa menyetujui sebuah resolusi yang menyeru pemerintah mengakui negara Palestina tetapi Perdana Menteri Alexis Tspiras mengatakan bahwa Athena akan menilai kapan waktunya yang tepat untuk membuat keputusan resmi.

Dalam sidang khusus yang dihadiri oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas yang sedang berkunjung ke Yunani, semua partai di parlemen memberikan suara mendukung langkah tersebut, kata Ketua Parlemen Nikos Voutsis.

Pemerintah Yunani didesak untuk "memajukan prosedur-prosedur tepat bagi pengakuan sebuah negara Palestina dan tiap usaha diplomatik untuk dimulainya kembali pembicaraan perdamaian" di kawasan itu, kata Voutsis.

Presiden Abbas mengatakan ia bangga berada di parlemen Yunani, dengan menyebutnya "Perlindungan Demokrasi", dan berterima kasih kepada para anggota parlemen untuk memberikan suaranya yang ia katakan akan "menyumbang kepada terciptanya sebuah negara Palestina".

Wakil Ketua Parlemen Tassos Kourakis juga menyebut resolusi itu sebuah langkah penting menuju pengakuan sebuah negara Palestina. Tsipras mengumumkan pada Senin setelah pembicaraan dengan Abbas bahwa Yunani tidak akan lagi merujuk pada dokumen-dokumen resmi kepada Otoritas Palestina tetapi lebih kepada Palestina.

Otoritas Palestina mencatat lebih 130 negara mengakui Palestina sebagai sebuah negara walaupun jumlah itu diperdebatkan dan beberapa pengakuan oleh negara-negara yang sekarang jadi anggota Uni Eropa pada saat itu masih di era Soviet.

Sembilan negara Uni Eropa yakni Republik Ceko, Slowakia, Hungaria, Polandia, Bulgaria, Romania, Malta, Siprus dan Swedia, sejauh ini yang telah mengakui Palestina. Tapi negara-negara utama anggota Uni Eropa masih belum membuat keputusan tentang pengakuannya.

Israel menanggapi resolusi Yunani itu dengan menyatakan bahwa usaha-usaha sepihak Palestina untuk memperoleh pengakuan tak berarti. "Pihak Palestina dan Abu Mazen (Abbas) terus memilih jalan sepihak untuk memperoleh pengakuan yang tak memiliki arti," kata Deputi Menteri Luar Negeri Tzipi Hotovely.

Athena telah menjalin hubungan lebih erat dengan Israel beberapa tahun terakhir, khususnya di sektor energi, sementara mempertahankan hubungan baiknya yang telah dijalin lama dengan pihak Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement