Senin 18 Apr 2022 00:19 WIB

Hukum dan Tafsir Mimpi Melihat Allah SWT

Hukum dan Tafsir Mimpi Melihat Allah SWT

Red: Nasih Nasrullah
 Suasana shalat Jumat pertama di tahun 2016 di Masjid Istiqlal, Jumat, (1/1).  (foto : MgROL_54)
Foto: foto
Suasana shalat Jumat pertama di tahun 2016 di Masjid Istiqlal, Jumat, (1/1). (foto : MgROL_54)

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu pertanyaan yang kerap muncul di tengah-tengah kita, ialah apakah mungkin seorang hamba bertemu dengan Allah SWT dalam mimpinya? Persoalan ini pernah mendapat perhatian serius dari Lembaga Fatwa Kerajaan Yordania.

Menurut lembaga ini, berjumpa Sang Khaliq dalam mimpi mungkin dan hukumnya boleh. Mimpi ini juga banyak dialami oleh hamba-hamba Allah yang beriman.

Baca Juga

Salah satu nama generasi salaf yang pernah mengalami mimpi ni adalah Imam Ahmad. Mengutip uraian Imam an-Nawawi dalam kitab Syarh Muslim, bahwa seperti penegasan al-Qadhi Iyadh, para ulama sepakat mimpi melihat Allah SWT boleh dan valid.

Jika seseorang melihat Allah dalam wujud yang tak semestinya dan berbentuk fisik, layaknya kita manusia, maka tentu ‘sosok’ tersebut bukanlah Allah.

Bagaimanapun, hakikat Allah tak boleh berpolarisasi layaknya makhluk, seperti apapun itu. Berbeda dengan mimpi melihat Rasulullah SAW.

Menurut al-Baqilani, mimpi melihat Allah dikuatkan dengan keyakinan di hati, seperti tanda-tanda melihat suatu perkara seperti biasanya.

Imam al-Baghawi dalam Syarh as-Sunnah berpendapat, mimpi bertemu Allah hukumnya boleh. Ini seperti riwayat dari sahabat Mu’adz bin Jabal. Rasulullah SAW bersabda,”Aku pernah tertidur lalu melihat Tuhanku.”

Al-Baghawi menguraikan sejumah tafsiran mimpi bertemu dengan Allah SWT. Secara umum maknanya adalah terciptanya keadilan, kebahagiaan, kesuburan, dan kebaikan di wilayah tersebut. Jika Dia menjanjikan surga, ampunan, dan selamat dari api neraka, maka janji tersebut pasti benar.

Jika dalam kondisi melihat maka ini bermakna kasih sayang, bila dalam posisi berpaling (membelakangi) maka artinya peringatan agar menghindari maksiat dan dosa. (QS Ali Imran [3]: 77).

Sedangkan bila Allah memberinya perhiasan dunia dalam mimpi tersebut dan ia menerima, maka itu berarti adalah ujian dan cobaan atau penyakit segera menimpa tubuhnya, pahalanya akan melimpah, meski berlangsung lama, tetapi akan berakhir manis.  

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قُلْ مَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ اَمَّنْ يَّمْلِكُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَمَنْ يُّخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُّدَبِّرُ الْاَمْرَۗ فَسَيَقُوْلُوْنَ اللّٰهُ ۚفَقُلْ اَفَلَا تَتَّقُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab, “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”

(QS. Yunus ayat 31)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement