Kamis 11 Feb 2016 06:13 WIB

Perempuan Muda Ini Ditunjuk Sebagai Menteri Kebahagiaan UAE

Red: Ani Nursalikah
Menteri Negara Urusan Kebahagiaan dan Toleransi Uni Emirat Arab Ohoud al-Roumi.
Foto: WAM
Menteri Negara Urusan Kebahagiaan dan Toleransi Uni Emirat Arab Ohoud al-Roumi.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Uni Emirat Arab (UAE) pada Rabu (10/2) menunjuk sejumlah perempuan menduduki jabatan baru sebagai menteri negara urusan kebahagiaan dan toleransi serta seorang perempuan berusia 22 tahun sebagai menteri kepemudaan.

Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, melalui beberapa pesan di Twitter, menetapkan delapan perempuan masuk ke daftar kabinetnya yang berisi 29 menteri.

Ohoud al-Roumi, yang sebelumnya merupakan direktur dewan kantor kementerian ditunjuk sebagai menteri negara untuk kebahagiaan.

"Kebahagiaan tidak hanya menjadi harapan di negara kami. Akan ada rencana, proyek, program dan indeks. (Kebahagiaan) akan menjadi bagian tugas semua kementerian," kata Sheikh Mohammed, yang juga merupakan kepala pemerintah di Dubai.

Shamma al-Mazroui (22 tahun) ditetapkan sebagai menteri negara kepemudaan. Menteri veteran urusan kerja sama internasional dan pembangunan Lubna al-Qassimi diserahi jabatan baru berupa menteri negara untuk toleransi.

Kabinet tersebut berisi delapan menteri baru, termasuk lima perempuan baru yang berusia rata-rata 38 tahun, kata kantor berita negara WAM. Uni Emirat Arab dianggap sebagai tempat aman yang terhindar dari gelombang pemberontakan Musim Semi Arab yang menerpa di sekitar kawasannya.

Tahun lalu, pemerintah UAE berupaya memperluas mandat demokratisnya yang baru lahir dengan memberikan kesempatan hingga seperempat dari satu juta warga negaranya memberikan hak suara dalam pemilihan. Sebanyak 87 dari 330 kandidat adalah perempuan, yang memainkan peranan lebih besar dalam kehidupan masyarakat di UAE dibandingkan dengan di Arab Saudi.

Jumlah warga negara UAE tercatat sangat kecil dari keseluruhan penduduk yang berjumlah sembilan juta orang. Sebagian besar penduduk adalah para pekerja dari negara-negara asing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement