Rabu 09 Mar 2016 06:03 WIB

Menaker: Jangan Takut pada Tenaga Kerja Asing

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Tenaga kerja asing  (ilustrasi)
Foto: Reuters/China Daily
Tenaga kerja asing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja  M. Hanif Dakhiri mengajak masyarakat Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan penuh optimis. Sekalipun persaingan dunia ketenagakerjaan akan lebih ketat.

Indonesia, ujar dia, memiliki peluang yang besar untuk dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara lainnya. "MEA harus dilihat secara optimis, ini peluang dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga kerja kita," ujarnya, Selasa, (8/3).

Masyarakat, kata Hanif, tak perlu takut dengan keberadaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dengan diberlakukannya MEA. TKA yang datang ke Indonesia merupakan TKA yang telah memenuhi persyaratan ketat.

Selain itu, tidak semua posisi dan ruang kerja dapat diisi oleh TKA. Saat ini banyak banyak pandangan yang kurang tepat di tengah-tengah masyarakat Indonesia dengan anggapan bahwa liberalisasi dalam MEA ini akan membuka peluang bagi TKA untuk mudah masuk ke Indonesia dan bekerja di semua sektor.

Apalagi, ujar dia, tenaga kerja Indonesia tidak kalah kompetitif dari tenaga kerja negara-negara lain. Ia mencontohkan tester tembakau yang melakukan penilaian terhadap kualitas tembakau.

Tester tembakau tersebut memiliki kompetensi untuk menilai kualitas tembakau berdasarkan pengalaman mereka. Namun, secara kualifikasi mereka dinilai kurang profesional karena tidak memiliki sertifikat profesi tester tembakau.

Berbeda halnya di Negara-negara lain, tester merupakan salah satu jabatan profesi yang prestisius.

"Petani tembakau di Temanggung dan Wonosobo misalnya dengan menyentuh dan mencium daun tembakau saja mereka sudah tahu kualitasnya. Mereka punya kompetensi di situ, hanya saja tidak tersertifikasi," kata Hanif.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَتَجِدُوْنَ اٰخَرِيْنَ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّأْمَنُوْكُمْ وَيَأْمَنُوْا قَوْمَهُمْ ۗ كُلَّ مَا رُدُّوْٓا اِلَى الْفِتْنَةِ اُرْكِسُوْا فِيْهَا ۚ فَاِنْ لَّمْ يَعْتَزِلُوْكُمْ وَيُلْقُوْٓا اِلَيْكُمُ السَّلَمَ وَيَكُفُّوْٓا اَيْدِيَهُمْ فَخُذُوْهُمْ وَاقْتُلُوْهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوْهُمْ ۗ وَاُولٰۤىِٕكُمْ جَعَلْنَا لَكُمْ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنًا مُّبِيْنًا ࣖ
Kelak akan kamu dapati (golongan-golongan) yang lain, yang menginginkan agar mereka hidup aman bersamamu dan aman (pula) bersama kaumnya. Setiap kali mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan tidak mau menawarkan perdamaian kepadamu, serta tidak menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temui, dan merekalah orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk memerangi, menawan dan membunuh) mereka.

(QS. An-Nisa' ayat 91)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement