Rabu 30 Mar 2016 08:20 WIB

Program Bayi Tabung Kini Hadir di RS Sahid Sahirman

Red: Andi Nur Aminah
Bayi tabung (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Bayi tabung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Sahid Sahirman atau Sahid Sahirman Memorial Hospital (SSMH) meluncurkan program Medical Tourism di Indonesia. Program  ini mengawinkan layanan program kesehatan dan pariwisata.

"Sahid dikenal dengan bisnis jaringan hotel di seluruh Indonesia dengan keunggulannya terletak pada pelayanannya. Inilah yang juga diterapkan di sini. Sehingga pasien akan merasa nyaman, tidak seperti sedang berada di RS," kata Direktur Manajer RS Sahid Sahirman Bernard Sidharta dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (30/3).

Selain itu itu, kata dia, pihaknya juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi dan memiliki fokus untuk menawarkan pendekatan yang multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan. "Dengan tagline A New Meaning in Health Care, kami berharap masyarakat memiliki pandangan yang berbeda terhadap kesehatan dirinya. Tidak hanya memeriksakan diri di rumah sakit saat sedang sakit, tetapi memiliki jadwal rutin dan berkala juga dalam memeriksa kesehatan mereka," katanya lagi.

Menurut Bernard salah satu upaya RS Sahid Sahirman untuk segera siap dalam mengembangkan program tersebut adalah dengan menghadirkan pusat layanan terbaru, yaitu SSMH Fertility Center. Layanan ini  merupakan suatu program bayi tabung yang canggih, modern, dan terjangkau.

"Dengan menggunakan konsep Medical Tourism, Sahid Sahirman Fertility Center menjadi klinik fertilitas pertama di Indonesia yang mengusung konsep ini. Sehingga diharapkan jumlah pasien yang berobat ke luar negeri bisa beralih ke dalam negeri," ujar Bernard.

Data Kementerian Kesehatan pada 2011 menunjukkan total kehilangan devisa akibat banyak pasien Indonesia yang melakukan Medical Tourism ke luar negeri secara keseluruhan mencapai hingga Rp 110 triliun.

Sebagai contoh, Singapura sebagai salah satu destinasi Medical Tourism berhasil meraup pendapatan sebesar 463 juta dolar Singapura pada 2013 dari pasien asal Indonesia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement