Sabtu 02 Apr 2016 04:05 WIB

Terduga Pembunuh Pilot Rusia Ditangkap di Turki

Red: Ani Nursalikah
Jet tempur Turki (ilustrasi)
Foto: AP
Jet tempur Turki (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Seorang pria yang dituduh membunuh seorang pilot berkebangsaan Rusia yang pesawatnya ditembak jatuh oleh jet Turki di dekat perbatasan Suriah pada November tahun lalu ditahan atas peristiwa yang tidak terkait kasus itu, demikian laporan Kantor Berita Turki Dogan, Jumat (1/4).

Pihak berwenang menahan Alparslan Celik, seorang pemberontak yang bergabung dengan barikade Turkmen yang didukung Turki untuk menentang pasukan pemerintah di Suriah utara, di Aegean, kota pesisir di Izmir, Kamis (31/3) lalu, bersama 13 orang yang lain.

Penangkapannya merupakan langkah maju dalam melonggarkan ketegangan hubungan Turki dengan Rusia yang menuntut penangkapan Celik setelah dia memublikasikan pengakuannya bahwa dia bersama kelompok pemberontak yang menembak pilot Rusia saat parasutnya keluar dari pesawatnya yang terkena serangan.

Moskow menyatakan bahwa jatuhnya pesawat tersebut merupakan provokasi yang direncanakan sebelumnya dan dibalasnya dengan sanksi ekonomi, juga mendesak pihak berwenang Turki mengadili Celik dan koleganya atas kasus pembunuhan pilot tersebut.

Namun Dogan mengutip sumber dari pihak kepolisian yang mengatakan mereka tidak memiliki informasi tentang pengakuan Celik yang membunuh pilot Rusia tersebut dan penangkapannya berkaitan dengan kasus hukum sebelumnya atas dasar yang seharusnya dia menjalani hukuman penjara selama 30 bulan.

Pihak Kepolisian Izmir belum memberikan informasi yang jelas atas penahanan Celik tersebut. Kantor berita itu melaporkan dia ditanya oleh seorang jaksa tentang perannya yang didua membunuh pilot Rusia. Namun pengacaranya berargumentasi pertanyaan jaksa itu tidak relevan karena tidak ada kaitannya dengan alasan penangkapannya.

Menurut pengacaranya, Celik dan anggota kelompok pemberontak ditahan setelah polisi memanggilnya karena mereka membawa senjata. Upaya yang dilakukan Kantor Berita Reuters, Jumat, untuk mendapatkan tanggapan dari pejabat pemerintah tidak membawa hasil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement