Rabu 27 Apr 2016 10:51 WIB

BI Waspadai Pelemahan Ekonomi Global

Rep: C37/ Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) meproyeksi perekonomian Indonesia di 2016 akan semakin membaik. Namun, BI tetap mewaspadai tantangan dari sisi global.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung menjelaskan, ada beberapa tantangan yang tetap perlu diwaspadai dari sisi global. Pertama, pelemahan pertumbuhan ekonomi global yang berdasarkan International Monetary Fund (IMF) tumbuh di 3,2 persen. Sebelumnya IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global di 3,4 persen, revisi ini menunjukkan bahwa ekonomi global masih melemah.

"Dan ini terutama karena memang pelemahan dari atau revisi berbagai negara termasuk emerging market dan Jepang," kata Juda Agung di Bank Indonesia, Selasa (26/4).

Faktor kedua, ketidakpastian di Cina baik dari pertumbuhan ekonomi ataupun pasar keuangan Cina yang sering kali memberikan kejutan kepada pasar keuangan. Ketiga, penurunan harga komoditas di tahun ini diperkirakan masih terjadi.

Kendati begitu, harga komoditas sudah membaik di akhir-akhir ini. Dari yang sebelumnya diperkirakan turun dalam kisaran 10-11 persen, angka prediksi terakhir direvisi menjadi turun di kisaran sembilan persen.

"Membaik terutama harga komoditas CPO dan barang logam seperti timah,"kata Juda.

Selain dari sisi global, kata dia, permasalahan domestik juga harus diwaspadai. Permasalahan struktural yang berlangsung lama harus direformasi dan terus diperbaiki.

"Pemerintah melakukan sejumlah paket, dan diharapkan tahun ini paket yang sudah dikeluarkan mulai efektif implementasinya," ujarnya.

Sementara dari sisi BI, kata Juda, pihaknya akan terus memperkuat bauran kebijakan yang diarahkan kepada menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan, serta memanfaatkan ruang kebijakan moneter dan makro prudensial secara hati hati.

"Dengan adanya bauran kebijakan dimana BI mulai memberikan atau memanfaatkan ruang pelonggaran dengan tetap berhati-hati, dan pemerintah dorong dari sisi fiskal, dan sektor riil reform terus dilakukan, ke depan ini diharapkan ekonomi dan stabilitas makro semakin baik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement