Kamis 28 Apr 2016 08:02 WIB

Captain America: Civil War Pertarungan Ideologi Superhero

Rep: c27/ Red: Andi Nur Aminah
Film Captain America: Civil War
Foto: Blastr
Film Captain America: Civil War

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi kelompok yang memiliki kekuatan super tidak selalu memdapatkan dukungan dan pujian dari semua orang. Kekuatan yang dimiliki Avengers mendapatkan keraguan setelah banyak menimbulkan korban dari segala aksi heroik untuk menyelematkan dunia.

Captain America (Chris Evans) bersama rekan-rekan superheronya mesti menuntaskan misi yang mengancam dunia. Hanya saja, pekerjaan tersebut juga berakibat pada pertarungan di depan umum sehingga tidak bisa melepaskan korban jiwa. Melihat keresahan atas korban jiwa dan kerusakan yang ditimbulkan, politisi dari pelbagai negara mendorong agar Avengers memiliki pengawas yang memonitor aksi mereka.

Di bawah pengawasan PBB, Avengers tidak bisa sesuka hati turun tangan melakukan aksi penyelematan. Hal ini membuat dua pendapat yang berbeda di tubuh kelompok superhero tersebut, Captain America menginginkan Avengers tetap berada dalam independensinya, sedangkan Iron Man (Robert Downey, Jr.) menginginkan Avengers mendapatkan pengawasan agar tidak menimbulkan korban dari masyarakat sipil.

Kedua pahlawan super ini memiliki alasan masing-masing atas sikap yang diberikan. Hal ini berefek pula pada rekan-rekan lain di Avengers yang juga terbelah menjadi dua kubu, menjadi pahlawan super di bawah pengawasan pemerintah yang penuh politisasi atau bergerak sendiri dengan risiko korban yang lebih banyak berjatuhan.

Perbedaan pendapat ini semakin diperparah dengan tuduh kepada Winter Soldier atau Bucky (Sebastian Stan), sahabat baik Captain America yang  melakukan pemboman ketika akan ditandatanganinya kesepakatan politisi tersebut. Sebagai sahabat Captain America atau Steve Rogers tentu membela sahabat baiknya, sedangkan Iron Man atau Tony Strak tentu ingin menangkap dalang kerusuhan tersebut atas perintah pemerintah.

Film arahan Russo bersaudara ini sangat menunjukan dengan jelas alasan kedua kubu ini akhirnya harus saling menyerang. Kebersamaan yang dibangun harus diuji dengan ideologi yang berbeda dalam memandang sebuah konflik dan penyelesainya.

Di samping ledakan, sejumlah pertarungan juga menemani dari awal film hingga akhir. Film ketiga dari seri Captain America ini juga berhasil menyisipkan lelucon yang bisa membuat tersenyum bahkan hingga tertawa. Terlebih lagi pengenalan pahlawan baru seperti Spider-Man yang diperankan Tom Holland dan Black Panther yang diperankan Chadwick Boseman juga sangat mengalir dan tidal terkesan memaksa.

Penasaran agaimana konflik ini diselesaikan? Tim siapa yang berada di posisi kebenaran? Jawaban ini bisa terjawab dengan cara menonton sendiri aksi pertarungan Captain America: Civil War di bioskop terdekat mulai Rabu (27/4). 

(Baca Juga: Ini Cara Selebritas Indonesia Sambut Film Captain America: Civil War)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement