Kamis 28 Apr 2016 07:49 WIB

Dokter Gigi Hotlin Ompusunggu Raih Whitley Gold Award 2016

Rep: Sonia Fitri/ Red: Indira Rezkisari
Penerima tokoh perubahan Hotlin Ompungsunggu saat acara malam penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2015 di Jakarta, Senin (21/3) malam.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Penerima tokoh perubahan Hotlin Ompungsunggu saat acara malam penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2015 di Jakarta, Senin (21/3) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Dokter gigi asal Indonesia, Hotlin Ompusunggu meraih penghargaan bidang lingkungan Whitley Gold Award dalam upayanya menjaga hutan Kalimantan dari pembalakan liar, Rabu (27/4).

Penghargaan utamanya ditujukan untuk proyek Hotlin bertajuk “Kedokteran Gigi dan Reboisasi: Upaya Penjagaan Orangutan Berbasis Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Kalimantan”. Atas capaiannya tersebut, Hotlin menerima hadiah berupa dana donasi sebanyak 50 ribu poundsterling. Dana tersebut berasal dari sejumlah relawan Whitley Fund for Nature.

“Hotlin sangat layak mendapat hadiah ini, idenya mengkolaborasikan konsep pelayanan kesehatan masyarakat lokal sekaligus menjaga hutan dari pembalakan liar sangat berharga,” kata Pendiri Whitley Fund for Nature Edward Whitley dalam siaran pers. Penghargaan tersebut ditujukan pada orang-orang istimewa yang melakukan konservasi yang berdampak bagi kesehatan lingkungan.

Upaya Hotlin tersebut, lanjut Edward, sekaligus juga menjaga habitat-habitat hutan yang penting semisal Orangutan dan satwa lainnya di hutan Kalimantan. Hotlin pertama kali meraih Whitley Award pada 2011 dengan hadiah 30 ribu poundsterling. Tahun ini ia meraih Whitley Gold Award.

Hotlin selanjutnya akan bergabung dengan Whitley Award Judging Panel untuk mendampingi para pemenang terpilih dan menjadi salah satu mentor bagi para pemenang Whitley Award selanjutnya.

Komisaris Whitley Fund for Nature Sir David Attenborough menyebut, masyarakat setempat telah memiliki pegetahuan dan kebijakan di lingkungannya sendiri. Jadi, setiap upaya penjagaan lingkungan harus dimulai dengan memberi kuasa kepada masyarakat lokal itu sendiri untuk menjaga lingkungannya. “Pendampingan dan edukasi terus-menerus akan efektif dengan tujuan menjadikan masyarakat lokal sebagai pelaku utama penjagaan hutan,” katanya.

Hotlin istimewa sebab ia merupakan pegiat lingkungan yang berlatar belakang dokter gigi. Pada 2007 ia menjadi salah satu pendiri LSM Akam Sehat Lestari (ASRI). Pendirian LSM tersebut masuk dalam agenda menjaga Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat sekaligus meningkatkan pelayanan keseharan terhadap masyarakat setempat.

Kelaparan dan kemiskinan merupakan salah satu akar penyebab masyarakat setempat melakukan pembalakan liar. Hotlin beserta tim kemudian hadir dalam bentuk klinik sehingga masyarakat dapat memeroleh pelayanan kesehatan yang berkualitas tapi berbiaya murah.

Pembayaran atas pelayanan kesehatan bahkan tidak perlu menggunakan uang tunai, melainkan bisa membayar dalam bentuk kotoran ternak, hasil kerajinan tangan maupun bibit tanaman. Masyarakat setempat yang tidak melakukan pembalakan liar juga akan mendapatkan hadiah pelayanan kesehatan yang lebih maksimal.

Desa-desa yang berhenti membalak hutan akan mendapatkan diskon ekstra 70 persen dalam pembayaran pelayanan kesehatan. Warga desa juga ddorong untuk menerapkan pertanian organik serta sejumlah pemberdayaan ekonomi lainnya asalkan tidak merusak hutan.

Sejak 2011 hingga kini, pembalakan liar di Kalimantan menurun drastis di 18 desa di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung. Keberadaan Klinik ASRI juga telah merawat kesehatan lebih dari 24 ribu jiwa, menekan angka kematian bayi, menanam 100 ribu pohon lokal dan mengembalikan habitat Orangutan.

Whitley Gold Award akan terus berkonsentrasi mendukung para stakeholders yang tangguh menjaga hutan milik dunia. Pada 2015, lembaga tersebut menetapkan Indonesia sebagai “Rumah Sakit Konservasi” di mana negara tersebut menjadi pusat edukasi dan kesehatan lingkungan, mempromosikan Yayasan ASRI di level nasional dan internasional serta melakukan ekspansi model penjagaan lingkungan baru di kawasan lain seperti Sumatera, Sulawesi dan Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement