Jumat 06 May 2016 13:41 WIB

Objek Wisata Mangrove Sedot Wisatawan Lokal

Red: Ani Nursalikah
Hutan bakau/ilustrasi
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Hutan bakau/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Objek wisata mangrove (hutan bakau) di Pantai Oesapa Barat, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur mulai menyedot perhatian wisawatan lokal sejak diresmikan Wali Kota Kupang, Jonas Salean pada Februari 2016.

Seperti disaksikan, Jumat (6/5), lokasi wisata tersebut dipadati pengunjung yang datang dari berbagai sudut kota untuk mengisi hari libur mereka bersama keluarga. Untuk masuk ke kawasan hutan mangrove, harus melalui sebuah titian sepanjang sekitar 100 meter yang kapasitasnya terbatas hanya untuk beberapa orang karena tidak sanggup memikul beban yang terlalu berat.
 
"Jika pada hari Minggu atau hari libur, setiap pengunjung yang hendak berkunjung ke lokasi hutan bakau, harus antre karena titian yang dibangun di atasnya, tidak bisa memikul beban terlalu berat," kata Kornelis Sapulete, seorang penjaga objek wisata mangrove.
 
Hutan bakau seluas ratusan hektare yang membentang sepanjang Pantai Oesapa Barat di Teluk Kupang itu, kini menjadi ekowisata menarik bagi warga Kota Kupang dan sekitarnya. Sebelum lokasi tersebut ditata menjadi sebuah ekowisata, kawasan hutan bakau itu menjadi tempat tambatan perahu para nelayan Oesapa selepas melaut.
 
Di lokasi wisata ini pengunjung bisa menikmati udara segar di tepi pantai, di bawah rimbunan pohon bakau sambil menikmati deburan ombak yang mendesir di atas pasir putih yang membentang luas. Hal yang sangat menarik dan mendorong warga untuk mengunjungi kawasan wisata itu adalah, ada jembatan kayu (titian) sepanjang 100 meter yang membentang di sela-sela rerimbunan pohon bakau.
 
Titian sepanjang 100 meter itu, sering dijadikan para kawula muda untuk mencurahkan isi hati sehingga titian itu kemudian diberi nama Jembatan Cinta. Di lokasi ini juga terdapat menara pengawas dan pondok kecil yang disediakan bagi pengunjung untuk sekedar melepas lelah usai berkeliling.
 
Di atas jembatan kayu inilah, para pengunjung bisa duduk bersila atau berdiri sambil berfoto atau swafoto. Marcelindah, seorang pengunjung mengatakan, di kalangan muda-mudi, lokasi wisata ini lebih dikenal dengan sebutan Jembatan Cinta.
 
"Lokasi ini baru dan menjadi sangat terkenal karena di media sosial orang selalu mengunggah foto dengan sebutan jembatan cinta," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement