Ahad 22 May 2016 18:13 WIB

Pemain Denmark: Ihsan Bermain Bagus, tapi Tegang

Red: Bilal Ramadhan
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Ihsan Maulana mengembalikan kok ke arah lawannya pebulutangkis India Sourabh Varma pada pertandingan penyisihan Grup B Piala Thomas 2016 di Kunshan Sport Center Gymnasium, Tiongkok, Rabu (18/5).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Ihsan Maulana mengembalikan kok ke arah lawannya pebulutangkis India Sourabh Varma pada pertandingan penyisihan Grup B Piala Thomas 2016 di Kunshan Sport Center Gymnasium, Tiongkok, Rabu (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNSHAN -- Setelah delapan kali gagal di final, tim Denmark akhirnya berhasil merebut Piala Thomas untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada partai final yang berlangsung di Kunshan Sport Center, tim Denmark mengalahkan Indonesia dengan skor 3-2.

Denmark memenangkan semua nomor tunggal sedangkan dua partai ganda diamankan Indonesia. Laga terakhir yang mempertemukan Ihsan Maulana Mustofa dan Hans-Kristian Vittinghus dengan meyakinkan direbut Vittinghus dengan skor 21-15, 21-7.

Sebagai pemain yang lebih berpengalaman, Vittinghus tampil lebih matang dan mengontrol kendali permainan. Sebetulnya tidak ada yang terlalu istimewa dari pemain Denmark ini, tetapi ia sangat ulet, konsisten dan jarang membuat kesalahan sendiri.

Vittinghus cenderung menuggu Ihsan untuk membuat kesalahan dan poin yang ia raih banyak didapat dari kesalahan-kesalahan Ihsan. Di game kedua, Ihsan tak dapat mengontrol keadaan dan kembali membuat banyak kesalahan sendiri yang semakin menguntungkan lawannya.

Vittinghus yang sudah percaya diri dengan kemenangan di game pertama, makin sulit dihentikan. Sama seperti di game pertama, pemain Denmark ini banyak dapat poin ‘gratis’ dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan Ihsan. Bermain dalam tekanan, Ihsan tak dapat berbuat banyak, ia tertinggal jauh 4-11 di interval game kedua dan akhirnya menyerah di tangan Vittinghus.

“Saya sangat bahagia sekali akhirnya tim Denmark bisa menang Piala Thomas setelah delapan kali gagal di final. Sebuah kehormatan untuk saya diturunkan di laga final dan saya bisa menjadi penentu kemenangan tim Denmark,” kata Vittinghus yang tak dapat menyembunyikan kebahagiaannya.

“Ihsan memang bermain dalam tekanan, kalau tidak tegang, saya rasa pertandingan akan lebih ramai. Saya sudah lihat permainan dia sebelumnya dan menurut saya dia adalah pemain yang bagus. Di awal permainan saya juga tegang, tetapi saya bisa mengatasinya. Saya lihat Ihsan sulit mendapatkan poin, pertahanan saya juga bagus. Saya betul-betul mempersiapkan diri dengan situasi seperti ini,” tutur Vittinghus seperti dikutip rilis PBSI, Ahad (22/5).

“Kami bangga dengan tim kami, ditengah berbagai kondisi termasuk pemain cedera, tim kami bisa memenangkan Piala Thomas,” ucap Lars Uhre, Manajer Tim Denmark.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement