Kamis 26 May 2016 14:40 WIB

Ekspor Sawit Indonesia Didominasi Produk Turunan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Petani Sawit.
Foto: IPOP
Petani Sawit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produksi sawit yang cukup banyak dimiliki Indonesia membuat sawit menjadi salah satu penghasil devisa yang cukup besar. Apalagi kebutuhan sawit kian meningkat karena tanaman ini bisa dijadikan berbagai macam produk lain.

Direktur Utama Badan Pengolala Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Bayu Krisnamurthi mengatakan, ‎terhitung selama empat bulan dari Januari hingga April 2016, pengumpanan dana pungutan sawit sudah mencapai Rp 4 triliun. Nilai ini ditopang dengan ekspor sawit yang terus melonjak, dan harga sawit mentah dunia (CPO) yang sangat baik di kisaran 750 dolar AS per metrik ton dari awalnya 480 dolar AS per metrik ton.

"Ekspor kita dalam empat bulan sudah mencapai 11 juta ton. Ini gambaran yang menggembirakan," ujar Bayu, Kamis (26/5).

Dari jumlah ekspor ini, negara yang paling besar meminta produk sawit dari Indonesia adalah negara India dengan 1,1 juta ton, disusul Cina 0,6 juta ton, Pakistan, 0,4 juta ton, dan belanda 0,3 juta ton.‎ Khusus untuk Pakistan, negara ini awalnya hanya meminta 10 persen dari total impor sawit dari Indonesia, namun hingga saat ini Pakistan justru mempercayakan 70 persen impor mereka ke Indonesia.

Bayu menuturkan, pertumbuhan sawit semakin membaik karena industri dalam negeri mulai bisa memproduksi produk turunan sawit. Bahkan dari 11 juta ton sawit yang telah di ekspor, 85 persen merupakan produk olahan. Sementara 15 persen adalah produk CPO nya.

"Produk Indonesia yang menggunakan kemasan kini mencapai 8-9 persen. Ini menunjukan brand Indonesia dalam produk akhir makin diterima di pasar dunia," kata Bayu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement