Hindari Internetan di Bulan Ramadhan

Rep: c23/ Red: Damanhuri Zuhri

Ahad 05 Jun 2016 13:52 WIB

Anak bermain internet Foto: EPA Anak bermain internet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof Dr KH Ahmad Satori Ismail, mengingatkan, umat Muslim Indonesia untuk benar-benar memerhatikan bulan suci Ramadhan, karena Ramadhan adalah bulan mulia.

Menurut Satori, selain dilipatgandakan amal ibadah manusia, lanjutnya, Allah SWT juga menurunkan wahyu yang menjadi tuntunan umat, yakni Alquran. Seperti yang telah termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 185, yang berbunyi, "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu."

Oleh sebab itu, ujar doktor dari Universitas Islam Madinah ini, Allah SWT memuliakan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya. "Kenapa demikian, karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Alquran. Ketika Ramadhan pula setan-setan dibelenggu, lalu pintu-pintu neraka ditutup dan pintu-pintu surga dibuka untuk menampung amal kebaikan," ungkapnya.

Kendati demikian, menurut Kiai Satori, banyak tantangan yang perlu dilampaui umat untuk menyambut Ramadhan. Seperti, aspek fikriah. Ia menilai masih banyak umat yang belum memahami perihal fikih Ramadhan dan shaum.

"Sehingga ketika berpuasa orang banyak menonton televisi atau internetan sepanjang hari. Dan banyak kegiatan-kegiatan lain yang dikerjakan, tapi tidak bermanfaat," ujar Kiai Satori.

Aspek lainnya, yakni amaliah, tantangannya adalah keinginan menghamburkan uang untuk memuaskan hasrat atau batin pribadi. "Tapi tidak peduli terhadap nasib fakir miskin dan dhuafa," ucap Kiai Satori.

Sedangkan aspek jasadiah, kata Kiai Satori, tantangannya berkaitan dengan persoalan kesehatan. Seperti menghabiskan waktu untuk tidur atau melahap makanan terlalu banyak ketika sahur atau berbuka.