Selasa 05 Jul 2016 12:09 WIB

Gubernur NTB, Iktikaf, dan Kerinduan Umat terhadap Sosok Teladan

Red: Nasih Nasrullah
Gubernur NTB belajar mengaji dengan anak-anak saat beriktikaf di Masjid Raya at-Taqwa, Mataram.
Foto: dok istimewa
Gubernur NTB belajar mengaji dengan anak-anak saat beriktikaf di Masjid Raya at-Taqwa, Mataram.

REPUBLIKA.CO.ID, Apa yang terlintas dari gambar di atas? Ya, Gubernur Nusa Tenggara Barat,  Muhammad Zainul Majdi, tengah belajar mengaji bersama dengan sejumlah anak. Gambar ini sempat menjadi viral di media sosial beberapa waktu lalu.  

Betapa tidak? Di tengah-tengah krisis keteladanan dan kesan miring yang melekat di pejabat negara, beredarnya foto tersebut bak oase yang menyejukkan.  

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Gubernur Nusa Tenggara Barat,  Muhammad Zainul Majdi. Gubernur termuda, visioner, dan berprestasi. Di bawah kepemimpinan sosok yang sukses menghafal Alquran 30 Juz di usia mudanya itu, NTB sukses menjadi provinsi maju di berbagai bidang.

Pariwisata di NTB meningkat tajam, pada 2008 hanya ada sekitar 400 ribu wisatawan, pada 2012 melonjak mencapak 1,5 juta pelancong.

Dan di bawah kepemimpinannya NTB, sukses masuk dalam tujuh provinsi dengan pencapaian indeksi pembangunan manusia (IPM) tertinggi hingga 0,8 persen per tahun. Padahal, sebelumnya provinsi ini beberapada dekade sebelumnya berada di peringkat ke 32 dari 33 provinsi.  

Tak hanya itu, pria kelahiran Pancor, Selong, 31 Mei 1972 ini juga dikenal regilius. Latar belakang keluarga dan pendidikan berhasil menjadikannya seorang birokrat sekaligus agamawan yang disegani, hingga ia dipercaya sebagai orang nomor satu di NTB selama dua periode.

Tuan Guru Bajang lahir dari keluarga yang agamais. Ia adalah cucu dari Syekh Muhammad Zainuddin Abdul Majid, pencetus Nahdlatul Watan, ormas Islam terbesar di NTB yang juga pendiri Pesantren Darun-Nahdlatain.     

Dalam percakapan melalui whatsapp kepada Republika, Selasa (5/7), TG Bajang menjelaskan, gambar tersebut diambil saat ia bersama sejumlah jajaran Pemprov NTB melakukan iktikaf bersama, sepuluh hari terakhir Ramadhan, di Masjid Raya at-Taqwa, Mataram.

Saat Republika meminta tanggapannya menyusul respons positif dari netizen, dengan kerendahan hati, ia menjawab, ” Tidak ada yang istimewa di foto itu,” kata penyabet gelar doktor di bidang tafsir Alquran dari Universitas Al-Azhar, kampus Islam terkemuka dan tertua di dunia itu.   

TG Bajang menjelaskan, kegiatan semacam ini, rutin digelar setiap tahunnya. Hanya saja lokasi tidak menetap. Tidak setiap tahun di Mataram. Terkadang dilaksanakan di Lombok Timur.   

Lebih lanjut, Republika, menyampaikan harapan tak sedikit umat Islam, agar Indonesia ke depan, memiliki sosok pemimpin unggul seperti dirinya. Banyak yang mendoakan bapak menjadi presiden RI ke depan? Apa jawab beliau?

“Saya ikut mendoakan semoga Indonesia kita semakin maju, Ustaz.  Sama seperti Antum, saya hanya bisa berdoa melihat para tokoh kita yang sulit sekali kompak,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement