Rabu 13 Jul 2016 09:43 WIB

Rambut Berwarna, Risiko Terjangkit Kanker Kulit Lebih Besar

Rep: Dwina Agustin/ Red: Winda Destiana Putri
Rambut merah. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Rambut merah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian yang dilakukan Wellcome Trust Sanger Institute, Inggris, menemukan sebuah varian gen berbeda dibawa dengan orang-orang yang memiliki rambut merah, kulit pucat, dan bintik-bintik. Hal tersebut menyumbang risiko kanker kulit lebih besar.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications ini, didasarkan pada analisis genetik tumor kanker kulit dari lebih dari 400 orang.

Penelitian tersebut mengungkapkan jika tumor dari orang-orang dengan varian berambut merah dari gen MC1R memiliki risiko 42 persen lebih untuk bermutasi, itu setara dengan 21 tahun lebih lama terkena paparan sinar matahari pada orang biasa, dikutip dari Themalayonline, Rabu (13/7).

Meskipun sebagian besar mutasi gen tidak berbahaya. Tapi, semakin banyak yang terjadi, semakin besar kemungkinan sel manusia normal akan berubah menjadi sel kanker.

Temuan juga menunjukkan, orang dengan varian MC1R lebih rentan terhadap proses mutagenik, seperti paparan UV misalnya, yang bisa memicu kanker kulit, yang dikenal sebagai melanoma.

"Pekerjaan ini penting karena kesimpulannya berlaku untuk proporsi yang tinggi dari populasi, orang-orang yang membawa setidaknya satu salinan dengan varian genetik pada MC1R," ujar penulis studi David Adams.

Di beberapa negara, seperti Inggris dan Irlandia, ini bisa menjadi sepertiga dari populasi, meskipun hanya sekitar satu atau dua persen dari semua orang memiliki rambut merah. Masalahnya, dari mereka banyak yang tidak menyadari jika membawa mutasi berbahaya itu.

"Orang-orang ini harus berhati-hati ketika akan keluar dan terkena matahari, karena mereka mungkin sangat rentan terhadap radiasi UV dan mekanisme mutagenik lain, sesuatu yang banyak orang yang membawa varian genetik MC1R tidak menyadari," kata Adams.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement