Rabu 13 Jul 2016 20:12 WIB

Tanggap Darurat Bencana Rob Semarang Diperpanjang

Red: Yudha Manggala P Putra
Warga menyeberang genangan banjir rob di kawasan pantai Somandeng, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (9/6).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga menyeberang genangan banjir rob di kawasan pantai Somandeng, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan status tanggap darurat bencana terhadap rob di wilayah itu diperpanjang hingga 17 Juli mendatang. Pemkot  Semarang telah menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul rob yang terjadi di kawasan timur Semarang mulai Senin, 20 Juni lalu menjelang dimulainya arus mudik Lebaran 2016.

"Jadi, pompa-pompa air bantuan dari pemerintah pusat untuk menanggulangi rob yang menggenang di kawasan Kaligawe belum akan diambil dulu," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Rabu (13/7).

Dengan penetapan status darurat bencana rob, Pemkot Semarang mendapatkan bantuan belasan pompa air dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mengurangi genangan rob.

Namun, upaya pemasangan pompa-pompa air berukuran besar itu hanya bersifat sementara untuk menyedot rob di kawasan Kaligawe yang akan dilalui para pemudik pada arus mudik dan balik Lebaran.

"Sebenarnya pompa-pompa air (bantuan pemerintah pusat) itu ada karena adanya status tanggap darurat. Kemarin status habisnya 7 Juli, kemudian diperpanjang," katanya.

Maka dari itu, Ita meminta masyarakat untuk tidak khawatir pompa-pompa air bantuan yang sangat membantu mengatasi rob tersebut akan ditarik seiring berakhirnya arus balik Lebaran 1437 Hijriah.

"Jadi, pompanya tidak jadi dicabut. Sebenarnya, pompa-pompa itu juga pinjaman dari daerah-daerah lain, seperti Solo dan Brebes. Jadi, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) pinjam ke sana," katanya.

Saat ini, Pemkot Semarang mengevaluasi dan memikirkan langkah setelah tanggap darurat habis pada 17 Juli 2016 jika ternyata debit rob, atau limpasan air laut ke darat masih tetap tinggi.

"Kami masih melakukan evaluasi, sebab rob ini kan sifatnya 'unpredictable' (tidak bisa diprediksi). Bisa jadi hujan juga nanti. Namun, kami meminta masyarakat tidak khawatir," katanya.

Sebelumnya, anggota Komisi C DPRD Kota Semarang M. Sodri meminta pemerintah kota setempat segera menyiapkan rencana dan langkah untuk mengantisipasi rob pasca-arus mudik dan balik Lebaran.

"Rob di Semarang kan sudah ditetapkan sebagai tanggap darurat bencana. Langkah penanggulangan, seperti bantuan pompa-pompa berukuran besar kan sifatnya darurat untuk kepentingan mudik," katanya.

Setelah arus mudik dan balik Lebaran rampung, kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, bantuan pompa air akan ditarik sehingga Pemkot Semarang harus memikirkan upaya penanggulangan rob.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement