DPR Minta Kapolda NTT Tuntaskan Kasus Trafficking

Jumat , 05 Aug 2016, 13:15 WIB
Benny Kabur Harman
Foto: antara
Benny Kabur Harman

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ketua Komisi III DPR Benny K Harman meminta Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) Brigjen Polisi Drs E Widyo Sunaryo untuk segera menuntaskan kasus penjualan orang (human trafficiking) di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Banyak kasus human trafficking di NTT, diharapkan polisi mengungkap para pelaku-pelakunya," kata Benny Harman usai bertemu Kapolda NTT Brigjen Polisi E Widyo Sunaryo di Mapolda NTT, Jumat (5/8).

Benny mengungkapkan, banyak kasus human trafficking di NTT, sehingga diharapkan polisi dapat mengungkap para pelaku-pelakunya untuk dimintai pertanggung jawaban.

Dalam pertemuan itu, Benny K Harman didampingi Ketua Komisi V DPRD NTT Winston Rondo, sementara Kapolda NTT didampingi Wadir Direktorat Kriminal Umum Polda NTT, AKBP Sugeng. Kasus perdagangan manusia (trafficiking) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin mencemaskan dan terus menjadi sorotan publik.

Data dari kasus yang diadvokasi oleh Rumah Perempuan Kupang dari 2012-Juli 2015, telah terjadi sedikitnya 312 kasus penjualan orang. Jumlah kasus tersebut terdiri dari tahun 2012 terjadi sebanyak 42 kasus, tahun 2013 terjadi 15 kasus dengan jumlah korban sebanyak 122 orang.

Tahun 2014 sebanyak 12 kasus dengan jumlah korban 131 orang dan pada tahun 2015 per bulan Juli sebanyak delapan kasus dengan jumlah korban sebanyak 18 orang, sehingga totalnya sebanyak 312 kasus yang ditangani oleh Rumah Perempuan Kupang. Kasus perdagangan orang tersebar di 15 kabupaten/kota yang ada di NTT.

Kelima belas kabupaten itu yakni Kabupaten Ende sebanyak satu kasus, Kota Kupang 11 kasus, Kabupaten Rote Ndao sembilan kasus, Kabupaten Malaka 27 kasus, Kabupaten Belu 31 kasus, Kabupaten Sikka satu kasus, Kabupaten Alor dua kasus, dan Kabupaten Lembata dua kasus.

Sedangkan untuk Kabupaten Timor Tengah Utara 10 kasus, Kabupaten Timor Tengah Selatan 91 kasus, Kabupaten Kupang 56 kasus, Kabupaten Sumba Timur tujuh kasus, Kabupaten Sumba Tengah 20 kasus, Kabupaten Sumba Barat Daya 17 kasus, dan yang terakhir Kabupaten Sumba Barat sebanyak 27 kasus.

Sumber : Antara