Senin , 08 Aug 2016, 10:24 WIB

Wow, 100 Ribu Orang Menikmati Dieng Culture Festival 2016

Red: Dwi Murdaningsih
Kemenpar
Ribuan orang menyaksikan Dieng Culture Festival
Ribuan orang menyaksikan Dieng Culture Festival

REPUBLIKA.CO.ID, DIENG - Dieng Culture Festival (DCF), 5-7 Agustus 2016 sukses besar. Hampir 100 ribu manusia berjejal mengunjungi Negeri di Atas Awan itu baik dari dalam maupun luar negeri. Mulai penampilan Cak Nun dan Kiyai Kanjeng, musik jazz, hingga upacara pemotongan rambut anak gembel yang menyedot perhatian banyak pengunjung. Seluruh homestay dan hotel di sekitar Dieng full 100 persen. Bahkan area camping ground di kawasan Candi Arjuna yang disiapkan untuk mengatasi penuhnya penginapan pun juga penuh.

DCF adalah perpaduan antara musik modern, music anak-anak muda, lalu music orang paruh baya, termasuk dengan tokoh Kiai Kanjeng Emha Ainun Nadjib. Juga ada pertunjukan tradisi seperti wayang. “Selamat dan Sukses buat Dieng Culture Festival (DCF) 2016. Semoga ke depan lebih tertara dan teratur,” ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Hal serupa juga dilaporkan Hari Untoro Drajat, Staf Ahli Menpar Bidang Multikultural yang turun memantau persiapan acara itu. Menurut dia, suasananya sudah mirip Lebaran lalu. “Publishing-nya memang mengena, sehingga orang datang ke Dieng yang jauh di atas awan sana,” kata Hari Untoro.

“Acaranya sukses besar. Kalau dihitung semua wisatawan yang datang sekaligus menikmati wisata sekitar 90.000-an wisatawan. Tiket habis. Penginapan penuh semua. DCF memberi berkah besar bagi warga sekitar Dieng,” ujar Ketua Paguyuban Wisata Dieng Pandawa, yang juga Ketua DCF VII, Alif Fauzi, Ahad (7/8).

Dari paparan Alif, Jazz Di Atas Awan dan pemotongan rambut anak gembel menyedot perhatian paling besar dari wisatawan. Area khusus yang disiapkan di depan Candi Arjuna penuh sesak oleh lautan manusia. Nyaris tak ada tempat kosong saat DCF berlangsung. “Kami sudah menyediakan 4.000 tempat khusus. Itu full semua. Di luar itu lebih banyak lagi. Ini DCF paling heboh,” katanya.

Ahad 7/8) sore, prosesi pemotongan rambut anak gembel memang menyedot perhatian yang sangat besar. Puluhan ribu wisatawan dari berbagai daerah maupun mancanegara berbaur dengan wisatawan lokal. Semua setia mengikuti prosesi ruwatan yang diikuti 11 anak berambut gimbal itu. Dari mulai kirab budaya dari rumah tetua adat Dieng, Mbah Naryono, hingga prosesi perjalanan menuju kompleks Candi Arjuna, semuanya selalu dikawal puluhan ribu wisatawan.

“Anak berambut gimbal yang akan diruwat dikirab dengan menumpang kereta kuda. Banyak wisatawan yang minta foto bersama anak-anak berambut gimbal itu. Menurut mereka anak-anak itu sangat unik,” tambah Alif.

Acara makin terasa meriah setelah di area parkir kompleks Candi Arjuna, 11 anak berambut gimbal itu disambut sejumlah pemimpin daerah. Dari mulai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno, dan tamu undangan lainnya, terlihat hadir di prosesi sakral tadi.

Adinda Wijayanty Putry (4), putri pasangan Mahfudz dan Linda Susanti, mendapat giliran pertama untuk dipotong rambut gimbalnya. Warga Kota Depok, Jawa Barat itu inta rambutnya dipotong langsung oleh Mbah Naryono.

Selanjutnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut memotong rambut Madina Jauza Aina Effendy (6,5), putri pasangan Bilal dan Ayu, warga Desa Bakal, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Setelah seluruh anak berambut gimbal itu diruwat, potongan rambut mereka dilarung di Telaga Warna, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo.

"Pencukuran rambut gimbal harus melalui suatu Ruwatan. Tidak boleh sembarangan dicukur. Kalau sembarangan, rambut gimbal itu tumbuh kembali. Bahkan akan semakin menggimbal. Sangat sakral. Ini menjadi daya tarik tersendiri,” katanya.

Melihat potensi tadi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo langsung mengambil ancang-ancang untuk membenahi Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah. “Ini harus dikelola dengan baik. Banjarnegara dan Wonosobo tidak boleh rebutan. Nanti ada pintu masuk dari Batang sehingga pengelolaan Dieng harus dilakukan bersama-sama sebagai satu kawasan,” kata Ganjar.

Ke depannya, tiket masuk ke KWDT Dieng hanya dipungut satu kali berupa tiket terusan.  “Kemarin, para konsultan pemenang tendernya sudah bertemu saya. Sudah memaparkan apa yang sudah dikerjakan review di Dieng. Mudah-mudahan tahun depan sudah bisa mulai dikerjakan,"katanya.