Jumat 12 Aug 2016 22:26 WIB

Lima Provinsi Siaga Darurat Ancaman Karhutla

Red: Ilham
Peta titik api kebakaran hutan Sumatra dan Kaimantan.
Peta titik api kebakaran hutan Sumatra dan Kaimantan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) makin meningkat seiring meningkatnya musim kemarau. Puncak kemarau pada tahun 2016 diprediksi terjadi pada September.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, untuk mengantisipasi hal itu gubernur dari 5 provinsi telah menetapkan status siaga darurat menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Hal ini dikarenakan pola hotspot karhutla pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan  September hingga Oktober adalah puncak berlangsungnya karhutla.

Diperkirakan Oktober 2016 mulai banyak hujan sehingga puncak kemarau berlangsung pada September 2016. "Kelima provinsi yang telah siaga tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah," kata Sutopo dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (12/8).

Sedangkan provinsi lain yang langganan karhutla adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sumatera Utara. Saat ini belum ada penetapan siaga darurat karhutla oleh gubernurnya.

Menindaklanjuti penetapan siaga darurat tersebut, BNPB memberikan bantuan pendampingan bagi BPBD dalam penanganan karhutla. Ia mengatakan, BNPB akan mengerahkan delapan helikopter water bombing, dua pesawat water bombing, dan dua pesawat hujan buatan untuk mendukung satgas udara.

Dukungan satgas udara tersebut terbagi di Riau tiga heli water bombing, dua pesawat Air Tractor water bombing, dan satu pesawat hujan buatan. Sumatera Selatan ada dua heli water bombing dan satu pesawat Air Tractor water bombing. Sementara di Kalimantan Tengah ada dua heli water bombing.

"Strategi penanggulangan karhutla dilakuka melalui lima operasi, yaitu operasi pemadaman di darat, operasi pemadaman dari udara, operasi penegakan hukum, perawatan dan pelayanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok masyarakat," kata dia.

BNPB dalam kondisi darurat menyiagakan 16 helikopter water bombing dan patroli, dua pesawat water bombing dan delapan pesawat hujan buatan. Selain mengerahkan armada, ribuan personil gabungan dari TNI, Polri, BNPB, Manggala Agni KLHK, BPBD, Damkar, SKPD, Masyarakat Peduli Api relawan terus melakukan pencegahan dan pemadaman karhutla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement