Sabtu 20 Aug 2016 21:30 WIB

Megawati: Gerakan Pramuka Tanamkan Jiwa Nasionalis dan Patriotik

Red: Agung Sasongko
Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Adhyaksa Dault (kanan) usai menyematkan lencana Tunas Kencana kepada kepada Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) saat Penutupan Jambore Nasional X 2016 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Sab
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka Adhyaksa Dault (kanan) usai menyematkan lencana Tunas Kencana kepada kepada Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) saat Penutupan Jambore Nasional X 2016 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Sab

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri berkomitmen  terus memberikan dukungan untuk Gerakan Pramuka agar ke depan lebih kuat dan menjadi jiwa bagi para generasi muda. Sebab, melalui Gerakan Pramuka para anak-anak bangsa dididik dan diajarkan untuk punya jiwa nasionalisme dan patriotik yang tinggi.

Selain itu, Gerakan Pramuka juga mengajarkan agar memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup.

"Pramuka di Indonesia itu berbeda dengan kepanduan yang ada di berbagai negara. Karena di kita adalah Praja Muda Karana. Maksudnya, kalian adalah tunas-tunas bangsa. Makanya, simbol dari Pramuka adalah tunas kelapa. Kenapa bukan tunas tumbuhan lain, karena negara kita dalah kepulauan terbesar dunia, dan yang menjaga sepanjang pantainya adalah pohon kelapa. Itulah kalian, tunas bangsa yang siap membela bangsa dan negara Indonesia tercinta," kata Megawati.

Megawati mengatakan itu dalam sambutan acara penganugerahan Lencana Tunas Kencana dari Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka kepada Megawati, dalam rangkaian acara penutupan kegiatan Jambore Nasional (Jamnas), di Bumi Perkemahan Pramuka, Cibubur Jakarta Timur, Sabtu (20/8) malam.

Penyematan Lencana Tunas Kencana tersebut sesuai dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No 175 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka dan diserahkan langsung oleh Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault.

“Penghargaan ini  bukan untuk saya tapi untuk bangsa Indonesia. Karena pada awal pemerintahan saya saat itu masa transisi menuju alam reformasi. Saat itu ada usulan tentang perubahan nama pramuka. Waktu itu tanpa berpikir saya memutuskan bahwa pramuka Indonesia itu beda dengan beda dengan gerakan kepaduan di berbagai negara,” kata Megawati.

Turut hadir mendampingi Megawati yakni Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Wakil Ketua Komisi X DPR yang juga Ketua Fraksi PDIP Utut Adiyanto, dan anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP Herman Heri.

Megawati mengungkapkan, para tunas bangsa yang tergabung dalam Gerakan Pramuka harus bisa berperan sebagaimana makna simbol tunas kelapa yang ketika besar bisa memberikan manfaat dan menjaga bangsa.

"Kelapa itu tidak mudah untuk tumbang, tetap jaga pantai kita, meskipun ditempa badai, dia hanya seperti diayun. Buahnya pun janrang jatuh. Itulah semangatnya, agar sebuah Gerakan Pramuka, Praja Muda Karana, kaum muda yang sangat bisa berkreasi, kreatif, tegar, dia harus jujur, punya disiplin, harus cintai bangsa dan negaranya. Dia garda terdepan dari bangsanya, seperti pohon kelapa yang menjaga pantai kita," jelas Megawati.

Adhyaksa Dault dalam sambutan mengatakan, penghargaan tersebut diberikan kepada Megawati Soekarnoputri berdasarkan pertimbangan Musyawarah Nasional Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan persetujuan secara tertulis kepada kwartir dibawahnya setelah berkonsultasi dengan Majelis Pembimbing Nasional.

"Ibu Megawati Soekarnoputri telah berjasa sangat besar dan bermanfaat bagi perkembangan Gerakan Pramuka," katanya.

Adhyaksa Dault membeberkan, diantara jasa-jasa Megawati dalam Gerakan Pramuka adalah selalu hadir sebagai Pembina Upacara pada setiap peringatan Hari Pramuka. Megawati pada masa pemerintahannya menginstruksikan kepada para menteri, Pemerintah Daerah, dan jajaran di bawahnya untuk mendukung dan membantu Organisasi Gerakan Pramuka dengan mengalokasikan dana yang bersumber dari APBN dan APBD.

Kemudian, Megawati juga memberikan dukungan yang amat besar terhadap usulan pembentukan UU Gerakan Pramuka dengan mengintruksikan dukungan penuh kepada jajaran pimpinan PDI Perjuangan di tingkat Pusat dan Daerah; memberikan dukungan atas terciptanya kesepakatan bersama lima menteri mengenai Wawasan Nusantara dengan memberikan kepercayaan agar "upaya pendidikan bela negara dilaksanakan melalui Gerakan Pramuka"; dan menggagas agar segera dibuat Undang-undang tentang Pramuka, yang kemudian menjadi UU No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

 

Adhyaksa Dault mengungkapkan, dalam catatan sejarah perkembangan Gerakan Pramuka, penghargaan Tunas Kencana  baru diberikan kepada beberapa orang saja, diantaranya adalah Presiden Soeharto, dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement