REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perajin batik Yori Nooraini menggagas motif unik yang terinspirasi kehidupan legenda tinju dunia, almarhum Muhammad Ali. Batik karyanya laku di lelang pada pembukaan pameran Wasiat Agung Negeri Nusantara (Warisan) 2016 di Jakarta Convention Center, Kamis (25/8).
"Muhammad Ali telah tiada, namun kehebatannya masih terus membekas di hati semua orang. Bagaimana dia melakukan kebaikan, memuliakan kehidupan, dan menunjukkan kekuatan cintanya kepada Sang Pencipta," ungkap Yori.
Yori menjelaskan, satu set kain dan selendang batik berbahan sutra yang menggunakan alat teniun bukan mesin (ATBM) kreasinya memiliki komposisi motif bernama kawung sarung tinju. Pemilik Rumah Seni Pikatan di Temanggung, Jawa Tengah, itu menggunakan teknik batik tulis dalam pencelupan warna alam seperti mahoni, soga, dan daun tom alias indigovera.
Sejumlah unsur gambar yang ia gabungkan memiliki makna tersediri. Bentuk hati digambarkannya sebagai simbol cinta kasih. Gambar seperti batu retak-retak menunjukkan sisi keras, sementara motif galar mewakili sisi religius Ali.
Yori mengaku cukup emosional saat proses penggarapan batik istimewa yang memakan waktu tiga bulan itu. Perempuan asal Nganjuk tersebut mulanya tergerak saat mendengar kabar duka berpulangnya Ali pada 3 Juni 2016.
Meski bukan penggemar olahraga tinju, Yori tersentuh menyaksikan tayangan televisi yang menunjukkan belasungkawa penggemar Ali di seluruh dunia. Semua orang dari agama dan warna kulit berbeda mendoakan dan melepas kepergian almarhum.
"Sebuah harapan dari saya, karya ini akan selalu jadi pepenget atau pengingat-ingat bagi diri saya atau siapa pun untuk senantiasa termotivasi melakukan kebaikan dalam menjalani hidup," tutur Yori yang gemar bercerita lewat motif batik yang dibuatnya.
