Senin 29 Aug 2016 09:48 WIB

Sampah Pasar Diolah Jadi Pupuk Kompos

Red: Esthi Maharani
 Sampah pasar / Ilustrasi (foto : MgROL34)
Sampah pasar / Ilustrasi (foto : MgROL34)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengolah sampah sisa sayuran di pasar tradisional daerah itu menjadi pupuk kompos untuk dibagikan kepada masyarakat.

"Hingga saat ini pengelolaan sampah sisa sayuran dari pasar untuk dibuat kompos sudah dilakukan di lima pasar tradisional," kata Kepala Subbidang Pengembangan Kapasitas BLH Bantul Sri Rahayu, Senin (29/8).

Sebanyak lima pasar tradisional itu, kata dia, Pasar Niten Kecamatan Sewon, Pasar Pijenen di wilayah Pandak, Pasar Imogiri, Pasar Piyungan dan Pasar Jejeran di wilayah Kecamatan Pleret. Kelima pasar itu dinilai produksi sampah sisa sayuran lebih banyak.

Dia mengatakan sejumlah tenaga yang diterjunkan instansinya di masing-masing pasar untuk mengoperasikan mesin pencacah sampah organik. Mereka bekerja mendapatkan upah dari APBD Bantul setiap bulan.

"Untuk produksi pupuk komposnya yang banyak itu Piyungan dan Niten, namun kalau total produksi kompos dari lima pasar itu sekitar empat sampai lima ton per bulan yang sudah dalam bentuk kompos kering," katanya.

Sri Rahayu mengatakan pengolahan sampah organik atau sisa sayuran pasar itu sudah dilakukan sejak lima tahun lalu. Awalnya hanya difokusnya di Pasar Imogiri. Tetapi melihat potensi sampah yang terus bertambah hingga akhirnya lima pasar pun disasar untuk program tersebut.

"Untuk Pasar Bantul yang merupakan pasar terbesar di Bantul belum, dulu sebenarnya sudah namun yang mengolah dari warga sendiri," katanya.

Dia menjelaskan pupuk kompos tersebut kemudian dibagikan kepada kelompok masyarakat, petani hingga sekolah yang membutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman maupun pohon yang berada di lingkungan sekitar mereka.

"Tapi harus mengajukan terlebih dulu dengan sepengetahuan BLH Bantul, supaya pemanfaatannya jelas dan terpantau. Kompos yang dihasilkan ini juga sudah diuji laboratorium dan hasilnya bagus untuk pertumbuhan tanaman," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement