Kamis 22 Sep 2016 19:23 WIB

Membuat Motif Batik Kaltim, Desainer Ini Selalu Libatkan Kepala Suku

Rep: Rossi Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Corak batik kaltim
Foto: Antara
Corak batik kaltim

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia Fashion & Craft (IFC) 2016 menggelar talkshow seputar kain batik Kalimantan Timur, pada Kamis (22/9). Dalam kesempatan ini hadir sebagai narasumber Fashion Designer dan Fashion Consultant, Sonny Muchlison, dan Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI) Kalimantan Timur, sekaligus pemilik dari Hesandra, Fanti WN.

Fanti mengatakan, selama mendesain batik dia selalu mengambil dari flora dan fauna khas Kalimantan Timur. Setiap motif yang ingin dikerjakan, dia akan meyakinkannya terlebih dahulu, dengan bertanya lebih lanjut kepada kepala suku atau pun masyarakat yang tinggal di sana.

"Saya menggali flora, fauna, dan kebudayaan di sana dalam membuat batik maupun tenun," kata Fanti di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9).

Ia melanjutkan, setiap suku di Kalimantan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Mereka juga tidak dapat disatukan. Batik Kalimantan pun sering diidentikkan dengan motif Dayak, padahal ada keberagaman lainnya seperti Kutai, Bugis dan lainnya.

Di samping itu, Sony mengatakan, batik sendiri memang berasal dari Jawa, kemudian mengalami perkembangan ke seluruh Indonesia melalui proses urbanisasi. Salah satunya, para perajin yang pindah dan daerah lainnya.

Para perajin tersebut hidup berkembang mencari kearifan lokal untuk dikembangkan. Motif yang dipakai perajin juga tidak sembarangan, namun ada filosofi yang terkandung di dalamnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ اَنْ يَّقْتُلَ مُؤْمِنًا اِلَّا خَطَـًٔا ۚ وَمَنْ قَتَلَ مُؤْمِنًا خَطَـًٔا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ وَّدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهْلِهٖٓ اِلَّآ اَنْ يَّصَّدَّقُوْا ۗ فَاِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍ عَدُوٍّ لَّكُمْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ ۗوَاِنْ كَانَ مِنْ قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَاقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهْلِهٖ وَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مُّؤْمِنَةٍ ۚ فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِۖ تَوْبَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
Dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh seorang yang beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Barangsiapa membunuh seorang yang beriman karena tersalah (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta (membayar) tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga si terbunuh) membebaskan pembayaran. Jika dia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal dia orang beriman, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Dan jika dia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa tidak mendapatkan (hamba sahaya), maka hendaklah dia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. An-Nisa' ayat 92)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement