Senin 26 Sep 2016 22:20 WIB

'Batik Embos' Mulai Menyasar Pasar Luar Negeri

Rep: MGROL77/ Red: Andi Nur Aminah
Batik embos
Foto: MGROL77
Batik embos

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batik Embos milik Ratna S Wulandari ikut meramaikan pameran Fashion and Craft di hall A JCC, Jakarta Pusat yang berakhir Ahad (25/9) kemarin. Batik embos merupakan inovasi pembatikan. Saat ini permintaan pasar terutama pasar luar negeri terhadap batik ini cukjup tinggi.  “Sebetulnya teknis embos adalah pengembangan batik tradisional sehingga dia lebih menonjolkan motif. Seperti motif klasik atau motif pada umumnya. Yang mana teknis embos adalah teknik yang menimbulkan kain, dengan zat-zat tertentu yang bisa menonjol di kain," ujar Ratna.

Dalam proses pembuatan batik embos, Ratna membutuhkan waktu satu hingga dua hari. Itu pun untuk batik dengan motif yang simple. Sementara untuk motif yang lebih rumit bisa membutuhkan waktu satu minggu pengerjaan.

Teknik membantik Ratna diakuinya sama pada umunya yaitu dengan menggunakan malam. Akan tetapi, Ratna lebih fokus kepada cat yang akan dipakai untuk melukis. Yaitu dengan tidak menggunakan zat beracun, serta bisa dimasukan ke mesin cuci. Kain bagtik embos ini  tidak mudah luntur.

Ratna menjelaskan semua bahan kain sebetulnya bisa dibuat teknik embos. Namun yang terbaik adalah kain katun. Menurut dia, bahan katun mudah ditarik ke atas dan lebih cepat timbul.

Atas keberanianya menginovasikan batik, karya miliknya ini berhasil dipamerkan ke luar negeri. Seperti Belanda, Ukraina dan Georgia. Sementara untuk harga, batik embos miliknya, dibanderol berkisar Rp 70 ribu hingga jutaan rupiah. Selain batik kini Ratna juga mulai merambah ke home décor seperti seprei kasus, gorden, sarung bantal embos dan lainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement