Kamis 29 Sep 2016 12:46 WIB

Hanya NTT Berikan Bonus Rumah untuk Atlet Peraih Medali PON

Red: Bilal Ramadhan
Christin Prima Mer asal NTT (kanan) melakukan serangan pada Siti Zubmawaty asal Sulteng pada final nomor Randori putri 55 kg cabor Kempo PON XIX di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Rabu (28/9).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Christin Prima Mer asal NTT (kanan) melakukan serangan pada Siti Zubmawaty asal Sulteng pada final nomor Randori putri 55 kg cabor Kempo PON XIX di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Rabu (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan, hanya daerah itu yang menyiapkan bonus rumah bagi para atlet berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Bandung, Jawa Barat.

"Kita harus bangga karena hanya NTT saja yang menyiapkan bonus rumah. Tidak ada daerah lain yang menyiapkan bonus rumah untuk atletnya," kata Gubernur Lebu Raya kepada wartawan di Kupang, Kamis (29/9).

Tradisi pemberian bonus rumah kepada para atlet yang meraih prestasi di PON ini, dimulai sejak NTT dipimpin Gubernur Herman Musakabe. Menurut Gubernur Lebu Raya, pemberian bonus rumah kepada para atlet merupakan bentuk penghargaan tertinggi pemerintah dan rakyat NTT terhadap mereka yang telah berjuang keras membela nama daerah.

"Kita tidak ingin, mereka yang telah berjuang membela nama NTT ini, suatu saat tidak bisa memiliki tempat tinggal yang layak, seperti nasib para atlet sebelumnya".

Banyak atlet NTT terdahulu yang telah berjuang mengharumkan nama daerah itu yang kini hidup susah. Mereka tidak memiliki tempat tinggal yang layak.

Dalam hubungan dengan itu, Pemerintah NTT memandang penting untuk membekali para atlet, terutama mereka yang telah berjuang menyumbangkan medali untuk pemerintah dan rakyat daerah itu, kata Lebu Raya.

Selain rumah, pemerintah juga memberikan bonus uang tunai puluhan juta rupiah, sebagai tabungan masa depan mereka. Bonus uang ini, kata Lebu Raya, bisa dijadikan sebagai modal untuk membangun usaha yang produktif, dan mereka bisa hidup layak, setelah pensiun dari atlet.

"Pemerintah tidak bisa menjamin para atlet menjadi pegawai negeri sipil, sehingga pilihan untuk membantu mereka adalah menyiapkan rumah dan modal usaha," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement