Rabu , 05 Oct 2016, 10:32 WIB

Forum CSR Lampung Ikut Kembangkan Pulau Pahawang

Red: Dwi Murdaningsih
Republika/Prayogi
Perairan Pulau Pahawang, Lampung, juga dipenuhi terumbu karang yang indah. Pemandangan bawah laut Pulau Pahawang tidak kalah mengagumkan dengan tempat-tempat snorkling lainya di Nusantara.
Perairan Pulau Pahawang, Lampung, juga dipenuhi terumbu karang yang indah. Pemandangan bawah laut Pulau Pahawang tidak kalah mengagumkan dengan tempat-tempat snorkling lainya di Nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo mendorong perusahaan dan industri  yang tergabung dalam Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Lampung berpartisipasi mengembankan tiga destinasi wisata andalan. Ketiga destinasi tersebut yakni Pulau Pahawang, Kabupaten Pesawaran, Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus, dan Pantai Tanjungsetia, Kabupaten Pesisir Barat. Pada tahap awal, Pulau Pahawang dikembangkan sebagai percontohan.

Pemerintah Provinsi Lampung bersama kabupaten konsen mengembangkan ketiga destinasi tersebut. Terlebih setelah ketiganya masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2016 yang digelar Kementerian Pariwisata. "Saya menyambut baik peran swasta seperti yang dilakukan Forum CSR Lampung yang bersama-sama menjadikan Pulau Pahawang sebagai pilot proyek pengembangan wisata,” kata Ridho Ficardo di Bandar Lampung, Selasa (4/10).

Menurut Ridho keterlibatan Forum CSR Lampung berdampak positif terutama membangun sarana dan prasarana di kawasan wisata. Para pengusaha dan perusahaan yang terhimpun dalam Forum Corporate CSR Lampung, menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema ‘Pemberdayaan Potensi Wisata Lampung, Pilot Project Pahawang’ di Hotel Sheraton, Bandar Lampung, Selasa (4/10).

Kegiatan tersebut melibatkan lebih dari 50 perusahaan yang berdomisili di Lampung. Menurut Ketua Umum Forum CSR Lampung Veronica Saptarini, keterlibatan swasta dalam pengembangan wisata merupakan tindak lanjut permintaan Gubernur Ridho Ficardo terhadap peran swasta membangun Lampung.

“Pada tahap awal kami kembangkan Pahawang sebagai pilot project,” kata Saptarini.

Sebelumnya, pada Ahad (4/9), Forum CSR memetakan permasalahan Pahawang dengan menggelar sejumlah kegiatan di pulau berjarak 10 km dari Bandar Lampung itu. Antara lain, penanaman terumbu karang, fogging, pengobatan massal, dan pemberian tong sampah. “Masih banyak yang dibenahi di Pahawang agar destinasi wisata ini nyaman,” kata Saptarini.

Pada ajang Anugerah Pesona Indonesia 2016, Pulau Pahawang mendapat mendapat nominasi kategori Surga Tersembunyi Terpopuler (Most Popular Hidden Paradise). Pulau ini terkenal dengan pesona bawah laut yang memukau mata wisatawan untuk menyelam melihat keindahan terumbu karang dan ikan-ikannya.

Pada FGD tersebut, peserta sepakat mengembangkan pulau eksotik tersebut dengan konsep 5S yakni senyum, santai, spesial, snorkling, dan souvenir. Pengelolaan Pulau Pahawang ini perlu dilakukan zonanisasi seperti zona perkampungan, pelabuhan, akomodasi penginapan, restoran dan, dan kafe. Selain itu, zona camping ground, dan zona outbound.

Pulau Pahawang bisa mencontoh Gili Trawangan, Lombok. Ada trak jalan mengelilingi pulau sepanang garis pantai. “Arena snorkling Pahawang harus jadi spesial dan tujuan utama di pulau Pahawang , sehingga perlu ditata lebih bagus namun tidak merusak spot area karena sering didatangin pengunjung,” kata Saptarini.

Langkah pertama Forum CSR membenahi Pulau Pahawang adalah dengan mengajak Perum Damri Lampung membangun sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK). Melalui dana CSR ‘BUMN Hadir untuk Negeri’ Perum Damri tengah membangun 17 unit MCK di Pahawang. Perum Damri juga melayani angkutan ke Pulau Pahawang dengan melewati Dermaga Ketapang, sebagai akses terdekat wisatawan menuju Pahawang. Angkutan perintis ini berangkat dari Terminal Induk Rajabasa, Bandar Lampung, melewati Dermaga Ketapang, Pesawaran, setiap hari dengan tarif terjangkau.