Selasa 08 Nov 2016 16:30 WIB

Jakarta dan Jabar Terburuk Fasilitas Sanitasi Sekolahnya

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Kampanye toilet bersih
Kampanye toilet bersih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unicef mengungkapkan sebanyak dua provinsi di Indonesia memiliki fasilitas sanitasi sekolah terburuk. Provinsi tersebut memiliki rasio 1:150 siswa. Masing-masing yakni, DKI Jakarta dan Jawa Barat (Jabar).

Perwakilan Unicef, spesialis permasalahan air, sanitasi dan kesehatan, Reza Hendrawan menuturkan, berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007, seharusnya sanitasi ideal yakni, 1:60 untuk laki-laki dan 1:50 untuk perempuan.

"Tapi kondisinya secara nasional, 1:90. Tapi ada beberapa provinsi yang hasilnya bisa 1:150, itu ada di Jakarta dan Jawa Barat," kata Reza di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selasa (8/11).

Reza menyebut, tidak ada satu provinsi di Indonesia yang mencapai target standar rasio yang ditetapkan pemerintah. Menurutnya, butuh komitmen dari pemerintah daerah untuk menempatkan sanitasi sekolah menjadi prioritas pembangunan.

Ia merinci berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) 2014 Kemendikbud, rata-rata rasio jamban sekolah di Indonesia adalah satu unit jamban sekolah untuk 90 murid. Hanya 65 persen sekolah di Indonesia yang memiliki jamban terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan (Dapodik 2016).

Selain itu, total fasilitas sanitasi di sekolah yang ada hanya 22 persen dilaporkan berada dalam kondisi baik (data 2016). Atau hanya satu dari empat sekolah yang memiliki sanitasi sekolah yang layak (dapodik).

"Kalau di Jakarta lahannya sempit di sekolah. Kemungkinan beberapa sekolah tidak bisa menyediakan jumlah toilet sesuai dengan jumlah murid yang ada," ujar dia.

Reza memperkirakan, Indonesia mampu mencapai target ideal sanitasi sekolah yang layak dan air yang aman pada 2030. "Perubahan perilakunya tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat, banyak tahapan yang harus kita lakukan, harus ada perencanaan juga dari pemerintah," jelasnya.

Reza menyakini, pembangunan dan kegiatan kesehatan di sekolah akan memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang siswa. "Dari sanitasi sekolah ini kita harap para siswa dapat menjadi generasi yang berkualitas," ujar dia.

Reza menyebut, untuk mencapai target sanitasi sekolah ideal butuh koordinasi lintas kementerian, seperti Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag dan Kemendagri.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ تَقُوْلُ لِلَّذِيْٓ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَاَنْعَمْتَ عَلَيْهِ اَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللّٰهَ وَتُخْفِيْ فِيْ نَفْسِكَ مَا اللّٰهُ مُبْدِيْهِ وَتَخْشَى النَّاسَۚ وَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشٰىهُ ۗ فَلَمَّا قَضٰى زَيْدٌ مِّنْهَا وَطَرًاۗ زَوَّجْنٰكَهَا لِكَيْ لَا يَكُوْنَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ حَرَجٌ فِيْٓ اَزْوَاجِ اَدْعِيَاۤىِٕهِمْ اِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًاۗ وَكَانَ اَمْرُ اللّٰهِ مَفْعُوْلًا
Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berkata kepada orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dan engkau (juga) telah memberi nikmat kepadanya, “Pertahankanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang engkau menyembunyikan di dalam hatimu apa yang akan dinyatakan oleh Allah, dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah lebih berhak engkau takuti. Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami nikahkan engkau dengan dia (Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya terhadap istrinya. Dan ketetapan Allah itu pasti terjadi.

(QS. Al-Ahzab ayat 37)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement