Kamis 10 Nov 2016 04:30 WIB

Kuasa Hukum Bantah Kader HMI Pukul Polisi

Rep: Muhyiddin/ Red: Dwi Murdaningsih
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar (tengah) menunjukan foto kerusuhan demo 4 november saat menggelar jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (5/11).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar (tengah) menunjukan foto kerusuhan demo 4 november saat menggelar jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim kuasa hukum Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) membantah bahwa salah satu kader HMI yang ditangkap polisi, Ismail Ibrahim memukul aparat dalam kericuhan yang mewarnai aksi damai 4 November di depan Istana Negara.

Salah satu kuasa hukum kader HMI, Eggi Sudjana mengaku bahwa Ismail merupakan kader HMI dari kampus Universitas Nasional (Unas). Namun, menurut dia, saat itu Ismail tidak melakukan pemukulan kepada polosi. Berdasarkan foto-foto yang beredar, tampak bahwa Ismail hanya mengayunkan bambu dan tidak melakukan pemukulan.

HMI Malang Desak Polri Bebaskan Kader HMI yang Ditangkap

"Kalau menakuti mungkin, tapi kalau memukul atau gerakan anarkis, itu suatu yang berlebih-lebihan," ujar Eggi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (9/11).

Eggi mengaku sudah mendapatkan keterangan dari beberapa kader HMI yang sudah ditahan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Menurut dia, reaksi Ismail dalam foto yang beredar tersebut pasti ada pemicunya. Karena itu, kata dia, polisi harus mencari tahu pemicu yang sebenarnya.

"Lalu tunjukan alat buktinya. Lalu, harus diperhatikan, keterangan dari Adinda Mulyadi (Ketua PB HMI) itu saat demo 4 November bahwa ada yang dalam kategori bukan kader HMI juga," ucap dia.

Seperti diketahui, sebelumnya polisi telah menangkap lima kader Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) pada Senin (7/11) tengah malam. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setiyono mengatakan, kelimanya ditangkap lantaran terlibat dalam aksi penyerangan terhadap aparat kepolisian.

"(Alasannya) ya pelaku penyerangan terhadap Polri, terhadap petugas," ujar Awi saat dihubungi Republika.co.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement