Rabu 07 Dec 2016 08:09 WIB

Perempuan Muda Paling Berisiko Kekurangan Zat Besi

Red: Ani Nursalikah
Perempuan muda lebih berisiko kekurangan zat besi. Ilustrasi
Foto: Hufingtonpost
Perempuan muda lebih berisiko kekurangan zat besi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Merasa lelah? Begitulah yang kerap dirasakan 10 persen perempuan muda di Australia yang menderita kekurangan zat besi.

Seorang dokter di Canberra, Jonathan Bromley baru-baru ini menerbitkan artikel mengenai kekurangan zat besi (iron) yang menjelaskan bahwa perempuan berusia subur merupakan kelompok yang paling berisiko. Selain itu, juga warga komunitas adat, anak-anak prasekolah, dan mereka yang membatasi diri dengan pola makan tertentu seperti vegan.

Dr Bromley mengatakan zat besi berperan penting membantu tubuh menciptakan sel darah merah pembawa oksigen. Tanpa itu orang bisa merasa kurang fit. Dia mengatakan ada tiga alasan mengapa seseorang bisa kekurangan zat besi.

"Entah karena kurangnya asupan zat besi dalam pola makan kita, kurangnya penyerapan zat besi dari usus, atau kehilangan zat besi, yang pada realitanya berarti hilangnya darah dari suatu tempat dalam sistem tubuh," katanya.

Pada wanita, terutama yang berusia subur, mereka kehilangan darah setiap bulan sehingga kebutuhan mereka untuk zat besi lebih tinggi. Karena itulah mereka berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan zat besi.Dia mengatakan anak-anak prasekolah juga rentan karena mereka tumbuh dan berkembang dengan kebutuhan zat besi yang lebih tinggi.

Tanda-tanda dan gejala

Bromley mengatakan tanda-tanda kekurangan zat besi ekstrem meliputi kurangnya daya tahan ketika melakukan latihan. "Jika Anda terengah-engah ketika menapaki anak tangga atau pulang ke rumah selepas bekerja dengan perasaan amat lelah,” ungkapnya.

"Pada tingkat lebih dalam, anak-anak yang kurang zat besi menyebabkan perkembangan kognitif buruk atau tertinggal dari rekan-rekan mereka. "Untuk orang dewasa, pasien kekurangan zat besi sering mengeluh pusing, pelupa atau sulit berkonsentrasi dalam rapat," kata Bromley.

Bromley mengatakan salah satu cara terbaik menghindari kekurangan zat besi adalah dengan memperhatikan pola makan. "Jenis makanan yang paling banyak mengandung zat besi tentu saja daging, terutama daging merah, hati atau kerang-kerangan," katanya.

"Tapi pasti banyak zat besi dalam sumber makanan lainnya seperti sayur, sereal yang diperkaya zat besi, pasta, telur dan kacang-kacangan," tambahnya.

Toko buah dan sayuran
Sayur-sayuran mengandung zat besi. Agar zat besi itu lebih mudah diserap tubuh, Dr Bromely menyarankan untuk mengkonsumsi vitamin C. Gary Rivett: ABC News

Cara lain mengkonsumsi zat besi adalah melalui suplemen. Namun Bromley memperingatkan jangan meninggalkan suplemen zat besi yang mudah dijangkau anak-anak, karena zat besi dalam jumlah banyak bisa berbahaya bagi mereka. "Tablet suplemen zat besi memang terlihat menarik. Mereka tampak seperti permen sehingga suplemen ini harus selalu dijaga agar berada di luar jangkauan anak-anak," katanya.

Selain itu, menurut dia, pelaku diet vegan dan vegetarian yang ingin mendapatkan lebih banyak zat besi dalam pola makan mereka haruslah mengonsumsi jus jeruk lebih banyak karena antioksidan vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari sayuran. Jika pola makan sebagai langkah awal tidak berhasil, Bromley menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter umum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement