Senin 02 Jan 2017 17:52 WIB

OJK Ungkap Kinerja BPR di NTB Memburuk

Red: Nur Aini
BPR, ilustrasi
BPR, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MATARAM -- Kepala Otoritas Jasa Keuangan Nusa Tenggara Barat Yusri mengungkapkan kualitas kinerja bank perkreditan rakyat (BPR) di wilayah kerjanya pada 2016 memburuk dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kinerja BPR semakin memburuk karena belum membaik kondisi perekonomian," kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTB Yusri, di Mataram, Senin (2/1).

Buruk kualitas kinerja BPR itu, kata dia, dilihat dari indikator total aset 32 BPR di NTB yang tumbuh hanya 4,96 persen pada 2016. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 16,9 persen. Selain itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun sepanjang 2016 tumbuh sebesar 3,51 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 18,3 persen.

Begitu pula dengan total kredit yang disalurkan. Menurut Yusri, pertumbuhan kredit yang disalurkan BPR di NTB pada 2016 sebesar 5,47 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 13,4 persen. Persentase Nonperfoming Loan (NPL) atau kredit bermasalah juga semakin tinggi, yakni mencapai 10,49 persen hingga akhir tahun 2016.

Angka tersebut sangat jauh dari ketentuan otoritas maksimal lima persen. "Kalau dibandingkan tahun 2015, persentase kredit bermasalah sebesar 7,63 persen. Artinya kualitas kredit yang disalurkan makin buruk," ujarnya.

Selain faktor kondisi ekonomi yang belum membaik, menurut Yusri, prinsip kehati-hatian pengelola BPR dalam menyalurkan kredit juga masih lemah.  Hal itu yang menyebabkan kualitas kredit yang disalurkan makin memburuk pada 2016. Karena itu, ia meminta kepada jajaran Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) NTB untuk melakukan pembenahan, terutama dari sisi kualitas sumber daya manusia (SDM).

Kualitas SDM BPR, kata dia, harus terus diperkuat karena persaingan industri perbankan akan semakin kuat. Apalagi, sebagian bank umum sudah merekrut agen layanan keuangan tanpa kantor (Laku Pandai) di perkotaan dan pelosok desa. "BPR harus berbenah meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan jika tidak ingin kalah bersaing, terutama dengan bank umum," kata Yusri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement