Kamis 12 Jan 2017 19:31 WIB

Perkembangan Teknologi dari Waktu ke Waktu

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
Modernisasi di bidang teknologi telekomunikasi.
Foto: wordpress.com
Modernisasi di bidang teknologi telekomunikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Tahun berganti menyebabkan teknologi turut berkembang. Masing-masing perusahaan pengembang teknologi global berlomba-lomba merilis inovasi yang mereka buat. Misalnya, seperti Elon Musk yang percaya bahwa tahun ini akan menjadi era baru bagi mobil pintar. Tesla sudah memboyong beberapa teknologi untuk sedan pintar tersebut.

Beberapa negara juga mulai memperkenalkan bus tanpa supir. Bus umum tersebut nantinya akan banyak digunakan pada 2017 sebagai transportasi pintar jarak dekat. Sementara dari dunia ponsel juga akan diramaikan beberapa temuan baru. Mungkin saja tahun ini akan menjadi era bagi ponsel pintar lipat. Apabila sebelumnya layar sentuh datar menjadi andalan, mungkin tahun ini akan berbeda. Kabarnya, Samsung sudah melakukan hal tersebut dengan memperkenalkan ponsel pintar lentur sehingga bisa dilipat.

Berbicara mengenai ponsel, tahun ini juga diprediksi sebagai era ponsel pintar berfitur Iris Scanner. Belum banyak ponsel pintar yang menaruh pemindai retina sebagai sistem keamanan. Iris scanner pada ponsel menjadi lapisan paling tinggi setelah fingerprint sehingga terkadang berkesan tidak diperlukan. Namun tahun depan akan banyak ponsel yang menambahkan fitur tersebut.

"Ketepatannya mencapai 10 kali lipat dari fingerprint," kata Founder Komunitas Gadget Indonesia Gadtorade Lucky Sebastian. Identifikasi pemindai retina tergolong cukup unik. Hal tersebut menjadi nilai tambah terbesar bagi ponsel pintar perihal keamanan. Fingerprint memang sudah cukup sebagai sistem keamanan sebuah ponsel. Saat ini ponsel berteknologi demikian juga sudah banyak ditemukan.

Namun iris scanner akan membuat pengguna lebih aman dan mudah. Misalnya, saat jari tangan basah atau berminyak setelah masak tentu tidak bisa digunakan untuk fingerprint. Iris scanner bisa menjadi penggantinya. Pengguna cukup mendekatkan mata ke bagian kamera. Hanya dalam waktu kurang dari tiga detik ponsel akan terbuka dari security system dan bisa dioperasikan. Ponsel berkamera canggih tetap akan memiliki peminat paling tinggi.

Ke depannya, jenis-jenis trik kamers juga semakin beragam. Ponsel pintar di masa depan juga akan mendukung perkembangan teknologi Aughmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Sebab, diprediksi aplikasi pendukung teknologi tersebut akan semakin banyak dan berkembang. Bahkan pengguna ponsel pintar tidak perlu lagi memakai alat bantu semacam kaca mata atau sejenisnya dalam melihat konten tersebut. Ponsel pintar akan menjadi benda teramat penting, mengalahkan dompet dan gadget lain.

Kemudian dari sisi aplikasi, pengguna akan tetap memberikan tempat pada media sosial. Aplikasi ponsel tersebut memang 'tak ada duanya'. Netizen sangat mememtingkan wadah untuk berekspresi, dan media sosial menjadi tempat yang tepat. Aplikasi sejenis Snapchat akan tetap mendapat tempat. Sebab, fitur-fitur menyenangkan akan terus menjadi konsumsi publik. Ditambah pula Snapchat mendukung kreativitas penggunanya.

Aplikasi edit foto dan video juga akan terus digemari. Memasuki era big video menuntut para pengguna Youtube lebih kreatif. Mungkin sejenis aplikasi edit video yang lebih mudah dan simpel akan lebih digemari. Tidak hanya media sosial, pengguna internet kerap menyukai aplikasi streaming musik. Pada 2017 aplikasi streaming musik dan video juga akan terus meningkat. Terutama bila menawarkan harga murah dengan kualitas akses mewah.

Aplikasi ponsel mendengarkan musik berjalan di atas koneksi internet memang menjamur. Berdasarkan data yang telah diolah Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) sebanyak 35,5 persen dari pengguna internet di Indonesia melakukan streaming musik. Ada sekitar 46 juta pengguna mendengarkan musik via online. Data terakhir McKinsey memaparkan, pendapatan musik digital di Asia tumbuh lebih cepat dari industri musik secara global. Industri musik digital di Asia tumbuh sebesar 8,8 persen per tahun dengan prediksi tumbuh 15 persen pada 2020 mendatang. McKinsey mencatat, pada awal 2011 pendapatan unduh lagu 72 persen lebih tinggi dibandingkan musik digital. Namun tahun lalu rasio tersebut berubah menjadi 43 persen untul musik digital.

"Pola konsumsi musik digital akan terus berpotensi membesar," kata Senior Director Tencent for JOOX Benny Ho. Itu sebabnya para pembuat aplikasi musik streaming berlomba-lomba memperkuat fitur di dalam platform. JOOX mencoba memahami pasar dengan memberikan sentuhan berbeda bagi para pengguna.

Tidak hanya mendengarkan musik saja tapi pengguna bisa menonton klip video musik. Bahkan ada fitur lirik lagu yang bisa dikombinasikan dengan latar belakang gambar favorit pelanggan. Kemudian apabila menyukai lirik di bagian tertentu dalam sebuah lagu, pengguna bisa membingkainya kemudian dibagi dalam media sosial. JOOX menyediakan fitur share ke beberapa media sosial, di antaranya Facebook dan Path. Para pengguna juga bisa berinteraksi langsung dengan artis dan penyanyi favorit mereka melalui ruang obrolan.

Pengguna JOOX memang didominasi 48 persen berusia 18-24 tahun, 30 persen di bawah 18 tahun, dan 17 persen berusia 25-34 tahun. Sementara pengguna terbanyak berasal dari gender perempuan dengan prosentase 53 persen. Pengguna banyak mengakses melalui Android sebesar 78 persen, dan iOS 20 persen.

Di Indonesia, Jakarta masih menjadi wilayah terbesar pengguna dengan presentase 55 persen. Pengguna JOOX mayoritas mengakses melalui perangkat mobile, dan mereka menghabiskan sekitar 72 menit per hari untuk mendengarkan musik. Berdasarkan data dari McKinsey, JOOX merupakan platform streaming musik terbesar di Indonesia dengan jumlah pengguna 34,7 persen, diikuti Soundcloud 10,2 persen, Langit Musik 10,1 persen, dan Spotify 9,8 persen.

Teknologi telekomunikasi 4G LTE mulai menyerap layanan voice over LTE (VoLTE) tahun lalu. Namun layanan ini baru diperkenalkan dunia sekitar tiga tahun lalu. Perusahaan telekomunikasi Singtel asal Singapura menjadi pencetus layanan tersebut, dan berkolaborasi bersama beberapa ponsel pintar. Amerika Serikat juga menyambut baik VoLTE melalui perangkat iPhone 6s milik Apple.

Seolah tidak ingin berlama-lama, Smartfren juga membawa layanan tersebut ke Indonesia. Melalui jaringan luas dan cepat miliknya, Smartfren ingin mempermudah dan mengedepankan jaringan 4G LTE yang sudah diterapkan sejak lama. VoLTE merupakan sebuah layanan di dalam teknologi jaringan LTE Advanced. Bentuk layanannya hampir sama ketika melakukan panggilan telepon‎. Namun bedanya, VoLTE memanfaatkan akses data saat melakukan panggilan. Tetapi teknologinya setingkat lebih tinggi dibandingkan voice data tradisional yang saat ini dipakai beberapa platform. Dalam menyimpan data suara, VoLTE menggunakan IP Multimedia Subsystem (IMS). Data suara akan tersimpan di dalam based IMS.

Kelebihan layanan data suara ini berbeda ketika melakukan panggilan dari platform messenger. Nyaris tidak ada cacat atau jeda saat dua orang pengguna ponsel pintar melakukan panggilan data suara tersebut. Kondisi ini berbeda ketika menggunakan data suara melalui aplikasi messenger lainnya. Sering kali terjadi jeda panjang, suara tidak jernih atau terputus-putus, bahkan tidak bisa melakukan panggilan saat sinyal tak mumpuni. Namun dengan menggunakan VoLTE, kondisi jaringan sudah setingkat lebih tinggi dan terjamin.

VoLTE memberikan kecepatan penyampaian data suara tiga kali lebih besar ‎daripada jaringan 3G. Meski suara disampaikan dan disimpan melalui jaringan data, layanan ini tetap tidak memakan bandwith yang besar. Bahkan justru lebih kecil dari layanan voice lainnya. Selain di Singapura dan AS, beberapa negara lain telah mengadaptasi teknologi VoLTE. Cina dan Korea Selatan bahkan mengedepankan layanan agar bisa diadaptasi oleh semua operator jaringan di negaranya masing-masing.

Di Indonesia, Smartfren bisa dikatakan sebagai pionir dan pembawa layanan LTE Advanced ini untuk pertama kalinya. Jaringan Smartfren cukup luas dan cepat dengan mengedepankan mobile data access sebagai kekuatan. Fitur terbaru untuk data suara ini diberikan Smartfren dalam upaya pemanfaatan maksimal terhadap jaringan 4G LTE yang sudah dibangun luas.

VoLTE menyajikan kualitas suara lebih jernih dan halus. Fitur ini juga memberikan layanan video call hanya dengan mengaktifkan opsi video pada layar. Smartfren memberikan akses khusus bagi pengguna ponsel pintar untuk menikmati fasilitas ini. Misalnya, saat melakukan panggilan telepon, seseorang ingin langsung menggunakan video call. Opsi tersebut bisa langsung diterapkan tanpa harus mematikan panggilan terlebih dahulu. Berbeda dengan layanan data suara sebelumnya yang tak bisa menggabungkan dua fitur menjadi satu.

Membawa teknokogi VoLTE ke Indonesia memang tidak mudah. Perlu dukungan jaringan kuat dan perangkat. Namun teknologi VoLTE akan menjadi tren dalam beberapa tahun ke depan, termasuk di Indonesia. "Kami memudahkan konsumen dalam menyokong ketersediaan perangkat pendukung VoLTE," kata Head of Network Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo‎. Smartfren resmi meluncurkan seri R2 dan E2 sebagai Andromax pertama yang memiliki kemampuan VoLTE.

Dua perangkat berbasis Android Lollipop ini mendukung fitur VoLTE dengan jaringan 4G super kuat. Meski demikian, Smartfren tidak lupa dan meninggalkan perangkat 4G yang sudah rilis‎ terlebih dahulu. Ke depannya, handset dengan layanan 4G LTE Advanced bisa digunakan untuk menikmati fasilitas VoLTE. Smartfren masih melakukan proses dan perkembangan lebih lanjut dalam memenuhi hal tersebut. "Yang jelas prosesnya tidak akan lama," jelas Munir. Smartfren sengaja melakukannya agar semua pemegang handset 4G sebelumnya tidak perlu mengganti perangkatnya dengan yang baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement