Selasa 17 Jan 2017 14:00 WIB

Kereta MRT Tiba Bertahap Januari 2018

Red:

JAKARTA -- Pembangunan MRT Jakarta rute Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 kilometer ditargetkan selesai pada 2018 dan dioperasikan pada 2019. Saat ini, PT MRT Jakarta masih berfokus untuk menyelesaikan pembangunan sarana dan prasarana, seperti stasiun. Karena itu, menurut Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar, produksi gerbong kereta masih belum dimulai. Sebab, desain muka kereta baru disetujui pada 31 Januari. Dia menuturkan, desain kereta nantinya juga melibatkan banyak pihak agar tidak menimbulkan protes di kemudian hari.

"Rangkaian yang aerodinamis untuk Jakarta yang lebih baik. Mumpung kita dalam proses awal, kita lakukan. Jangan nanti kalau kereta sudah datang baru publik mengatakan tidak sesuai dengan keinginannya publik," kata William, di Balai Kota DKI, Senin (16/1)

William menjelaskan, pihaknya bakal mengajukan 16 rangkaian kereta yang diproduksi di Jepang. Kegiatan produksi tersebut dimulai Februari hingga akhir tahun ini. Direncanakan rolling stock yang dipesan MRT Jakarta sebanyak enam gerbong per rangkaian. Kereta diperkirakan dapat menampung hingga 1.850 penumpang, baik yang duduk maupun berdiri dalam setiap perjalanan. "Di Januari 2018 nanti bertahap keretanya akan tiba di sini. Latihan (operasional) bulan Juni 2018," ujar William.

Menurut dia, perkembangan pembangunan stasiun MRT di Jalan Haji Nawi, Jakarta Selatan, memang terbilang lambat akibat belum semua lahan dibebaskan. Untuk itu, pihaknya bakal mempercepat pembangunan yang direncanakan mulai 4 Februari hingga 11 Agustus 2017.

William mengatakan, agar tidak ada gangguan selama pembangunan stasiun, PT MRT Jakarta akhirnya memutuskan menutup Jalan Raya Fatmawati sepanjang 400 meter. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta dan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya terkait untuk mencarikan jalur alternatif bagi kendaraan pribadi.

Willam menuturkan, tidak seluruh ruas jalan benar-benar ditutup. Pihaknya masih menyisakan satu jalur di kiri dan kanan selebar tiga meter untuk kendaraan umum dan penghuni kawasan setempat. Karena itu, PT MRT Jakarta bertanggung jawab memperkeras satu jalur dengan diaspal supaya bisa dilalui kendaraan pribadi warga Fatmawati.

"Karena Stasiun Haji Nawi yang paling kritis soal pembebasan lahan. Kalau ini tidak ditutup seluruh konstruksi akan mundur ke belakang bulan Agustus 2019. Kita minta satu titik ini ditutup supaya kita bisa membawa semua pekerjaan konstruksi ke Februari 2019. Tadi kita usulkan dan disepakati untuk adakan pengalihan," katanya.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan, rekayasa lalu lintas terkait penutupan Jalan Fatmawati selama enam bulan tidak bisa ditawar lagi. Menurut dia, pembangunan stasiun di Jalan Haji Nawi mutlak perlu dilakukan karena PT MRT Jakarta membutuhkan ruang untuk mempercepat konstruksi.

Sumarsono menerangkan, rekayasa lalu lintas nanti menjadi tanggung jawab kepala Dishubtrans DKI dan Dirlantas Polda Metro Jaya. Kedua orang tersebut setiap pekannya bakal memantau secara intensif perkembangan pengalihan dan kemacetan arus lalu lintas.

Sumarsono berharap target operasi proyek MRT Jakarta bisa tepat waktu pada Maret 2019. Karena itu, pihaknya akan mengubah desain muka kepala kereta pada pekan depan. Perubahan itu dimaksudkan agar kepala kereta MRT terlihat lebih keren dan futuristik. Menurut dia, banyak pakar yang menilai bentuk desain kereta kurang bagus dan dianggap mirip kepala jangkrik.

"Itu memang ada desain yang semula telah dikerjakan ini yang bentuknya sangat standar. Kita ingin lebih bagus dengan desain aerodinamis, tapi untuk redesain ini kita akan undang pabriknya, yaitu Nippon Sharyo dan Sumitomo, untuk membicarakannya pekan depan hari Jumat (untuk) jelaskan secara teknis mengenai muka daripada kepala kereta mock up rolling stock," ujarnya.       rep: Noer Qomariah Kusumawardhani, ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement