Kamis 06 Apr 2017 03:43 WIB

Terminal Peti Kemas Surabaya Operasikan Container Crane Terbesar di Tanjung Perak

Rep: Binti Sholikah/ Red: Budi Raharjo
Twinlift petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak.
Foto: Dokumen
Twinlift petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- PT Terminal Peti Kemas (TPS) Surabaya mulai mengoperasikan container crane (CC) baru nomor 14 di dermaga internasional, Selasa (4/4). CC yang diklaim memiliki ukuran terbesar di pelabuhan Tanjung Perak tersebut telah melayani bongkar muat penuh untuk kapal CSCL Santiago.

Kapal berbendera Hongkong ini memiliki bobot 26.404 GT, panjang 206 meter, dan kapasitas 2.500 TEUs. Presiden Directur TPS, Yon Irawan, mengatakan selain CC nomor 14 tersebut, TPS tengah melakukan proses uji coba dan commissioning.

“Dalam beberapa hari lagi satu persatu CC yang memiliki jangkauan hingga 16 row tersebut siap melayani kapal-kapal raksasa yang mampir di Pelabuhan Tanjung Perak. Besar harapan kami dapat menambah jumlah arus kapal-kapal internasional dengan rute langsung atau direct call, karena TPS mampu menangani kapal sekelas panamax dan post panamax,” jelasnya melalui keterangan resmi, Selasa.

Kepala Humas PT TPS M Solech menambahkan, beroperasinya CC baru tersebut secara otomatis akan menambah kinerja bongkar muat kapal lebih cepat. Saat ini, dermaga Internasional TPS dilengkapi dengan 10 CC untuk pelayanan peti kemas internasional.

Dua unit CC masih dalam masa ujicoba. Sedangkan dermaga domestik dilengkapi tiga unit CC. Tiga unit CC di TPS memiliki twin lift spreader sehingga mampu mengangkat peti kemas 2 x 20 feet secara bersamaan.

“Kami selalu berusaha untuk berinovasi dan memperbaiki kualitas layanan kepada pengguna jasa. Di antaranya elektrifikasi semua CC yang ada di TPS agar lebih optimal yang ujung-ujungnya untuk kepuasan pengguna jasa. Target kami pertengahan tahun 2017 ini semua CC sudah menggunakan motor listrik agar mampu mendukung kinerja bongkar muat petikemas di TPS,” jelas Solech.

Menurut Solech, saat ini banyak kapal yang memilih langsung atau direct call dari TPS dengan tujuan antara lain Filipina, China, Jepang sudah rutin sandar di TPS. “Ini menunjukkan kalau ekspor barang lewat jalur laut tidak harus melalui Singapura lagi namun bisa langsung dengan harapan biaya logistik turun,” imbuh Solech.

Rata-rata kinerja satu unit CC di TPS sebesar 25 boks per crane per jam dan 45 boks per kapal per jam. Jika ketiga CC baru dengan twin lift beroperasi maka kinerja bongkar muat di TPS bisa dua kali liipat lebih cepat dibandingkan saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement