Sabtu 15 Apr 2017 20:02 WIB

Jogja Marathon 2017 Dikuti 6.000 Pelari dari Indonesia dan Mancanegara

Red: Didi Purwadi
Kawasan wisata Candi Prambanan menjadi titik start dan finish kegiatan 'Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2017' pada 23 April mendatang.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Kawasan wisata Candi Prambanan menjadi titik start dan finish kegiatan 'Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2017' pada 23 April mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pariwisata DIY Yogyakarta menggelar event 'Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2017' pada 23 April mendatang. Acara kelas dunia yang start dan finish di kawasan Candi Prambanan ini diikuti 6.000 peserta dari Indonesia dan Mancanegara.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Ir Aris Riyanta MSi mengatakan, event sport tourism yang dilaksanakan di kawasan cagar budaya dan heritage ini diyakini akan mendatangkan wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman).

''Kegiatan tersebut juga bisa mempromosikan wisata Yogjakarta secara  umum. Harapannya, kegiatan ini mampu mendongkrak wisatawan yang datang pada bulan April ini, antara 20-30 persen. Termasuk wisatawan mancanegara juga,” kata Aris, Jumat (14/4).

Aris mengungkapkan, MJM 2017 melombakan empat kategori dan diikuti 6.210 peserta. Yakni, full marathon (42,2 kilometer), half marathon (21,1 kilometer), kategori 10 kilometer dan 5 kilometer, serta kategori Mandiri Community Challenge yang mengadu 5 komunitas lari se-Indonesia sejauh 42 kilometer dan 5 komunitas yang berlari sejauh 21 kilometer.

Dari jumlah total pelari, kategori full marathon diikuti 1.075 pelari, half marathon sebanyak 1.660 pelari, 10 kilometer sebanyak 1.535 pelari, dan 1.940 pelari memilih 5 kilometer.

"Animo peserta cukup tinggi, dalam tiga minggu sudah menerima 6 ribuan dari 5 ribu yang ditargetkan. Peserta ada dari Indonesia dan negara tetangga seperti Malaysia, Cina, Thailand dan beberapa orang Eropa,'' katanya.

Peserta akan melintasi 13 desa di DIY serta 3 objek wisata. Yakni, Candi Prambanan, Plaosan, Monumen Taruna. Total hadiah yang  disediakan sebesar Rp 783 juta.

Wisata Olahraga

Wisata olahraga atau sport tourism diyakini bisa jadi ajang promosi Indonesia kepada para wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pasalnya, beberapa acara wisata olahraga di Indonesia telah banyak diselenggarakan di berbagai daerah untuk mempromosikan daerah.

"Sport tourism ini cukup potensial. Trennya terus meningkat, semakin banyak acara sport tourism yang diselenggarakan di banyak destinasi wisata di tanah air," kata Menpar Arief Yahya melalui Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, Esthy Reko Astuty

Esthy memberikan contoh wisata olahraga yang memberikan efek keramaian yang luar biasa seperti Jakarta Marathon, Tour de Bintan, dan Tour de Ijen. Ia mengatakan para peserta yang terlibat dalam wisata olahraga tersebut berpotensi untuk mengajak rekan dan juga keluarga untuk datang dan berwisata ke Indonesia.

"Misalnya, Tour de Singkarak, mereka (peserta) dapat tinggal 5-7 hari sebelum acara. Sekali datang bisa bawa keluarga dan mencapai 10 orang. Diharapkan terjadi hal yang sama pada MJM 2017 ini," lanjutnya.

Indonesia sendiri memiliki faktor-faktor yang menjadi daya tarik promosi bagi wisatawan untuk datang berwisata. Faktor-faktor tersebut, lanjut Esthy, yakni budaya, alam, dan wisata buatan seperti wisata olahraga.

"Prosentasenya budaya 60 persen, alam 35 persen, dan wisata buatan 5 persen. Kita harap prosentase (wisata buatan) terus meningkat," kata Esthy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement